jatimnow.com - Gubernur mendorong para petani di Desa Karang Tinoto, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban menggunakan pupuk organik yang telah terbukti mampu meningkatkan produksi pertanian.
“Ini sangat menarik, bahwa ada kesadaran kolektif para petani gapoktan (di Tuban) untuk bisa menggunakan pupuk organik. Dimana ini bisa dijadikan percontohan bagi Kabupaten/Kota lain tidak hanya di Jawa Timur saja tapi ke seluruh Indonesia dimana saja,” ucap Khofifah, Rabu (1/11/2023).
Khofifah juga mengungkapkan bahwa dalam perbandingan penggunaan pupuk kimia dan organik adalah 1 banding 6. Penggunaan pupuk organik dilakukan pada tiap 10 hari sekali. Dimana penggunaannya tiap satu petak sawah dengan luas kurang lebih 200m2 memerlukan 4 karung besar pupuk organik (50 kg/karung besar).
Baca juga: Debat Pilbup Tuban: Riyadi - Wafi Bahas Tuban Baru, Lindra - Joko Beber Capaian
Terdapat banyak sekali manfaat dari penggunaan pupuk organik. Antara lain unsur hara tanah terjaga, ekosistem tanah membaik kemudian pohon padi relatif kuat atas hama.
Upaya percepatan tanam padi ini, lanjut Khofifah, memanfaatkan irigasi teknis yang tersedia di Desa Karangtinoto yang memiliki indeks pertanaman (IP) 3 atau bisa menanam padi 3 kali dalam setahun.
Varietas yang ditanam merupakan varietas unggul Inpari 32 dengan luasan sebesar 400 hektar yang produktivitas rata-rata 11-12 ton/Ha. Pupuknya menggunakan pupuk organik Mutiara Hitam yang merupakan Hasil Pembelajaran Kelompok Tani (HIPPA) Karang Tani II Desa Karang Tinoto.
"Para petani di Desa Karang Tinoto pun cukup mudah dan murah untuk mendapatkan pupuk organik tersebut. Bahkan produktivitasnya hasil panen meningkat dari semula rata rata 7 ton per hektar menjadi 11-12 ton per hektar saat menggunakan pupuk organik. Padahal biasanya, hasil panen akan turun dulu pada awal penggunaan pupuk organik. Inilah yang bisa dijadikan referensi bagi wilayah lain,” tandasnya.
Baca juga: 20 Ribu Lele Asap Dibagikan untuk Warga, Tuban Siap Pecahkan Rekor MURI
Dalam rangka pengamanan produksi pada Musim Tanam (MT) Oktober-Maret 2023/2024, Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan langkah-langkah operasional yang perlu dilakukan, di antaranya, memaksimalkan capaian target MT Oktober-Maret 2023/2024 secara detail dan memastikan kesiapan saprodi, alsintan, sarana pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI), penanganan panen serta pasar, mengoptimalkan seluruh lahan pertanian di Jawa Timur untuk Intensifikasi Pertanian, yang disinergikan dengan peningkatan Indeks Pertanaman, melakukan pemetaan daerah rawan kekeringan maupun banjir dan membangun early warning system melalui pemantauan kondisi iklim harian bersumber dari data BMKG.
Terkait potensi kemarau berkepanjangan daerah, Khofifah mengatakan, bahwa kekeringan di kabupaten/kota Jawa Timur bisa ditanggulangi secara strategis. Salah satunya adalah dengan pengadaan sumur-sumur bor di lahan sawah.
"Saya sudah menyampaikan bahwa yang melakukan trial dan success adalah dengan membuat sumur-sumur bor di lahan sawah. Rata-rata di daerah Mataraman sudah menggunakan sumur bor untuk pengairan sawah di saat musim kemarau saat ini juga diterapkan di beberapa daerah lain," tambahnya.
Baca juga: 153 Layang-Layang Diterbangkan, Bupati Tuban Ungkap Pesan Moralnya
Sementara itu, Bupati Tuban Halindra Farizki mengatakan bahwa kinerja Poktan di Tuban, terutama di Desa Karang Tinoto, sudah sangat efektif, sehingga kekeringan dapat ditanggulangi.
"Salah satunya adalah hibah dari Bengawan Solo yang dialirkan ke sini. Dan yang luar biasa mereka menggunakan pupuk organik seperti yang sudah disampaikan Bu Gubernur. Dan di sini harga jual petani cukup tinggi dengan cara lelang sehingga petani sangat diuntungkan," pungkasnya.
Dalam penanaman ini, Gubernur Khofifah didampingi oleh Bupati Tuban Aditya Halindra Faridzky, Kepala Dinas Pertanian Prov Jatim Dydik Rudy Prasetya serta Forkopimda Kab Tuban.