jatimnow.com – Polres Ponorogo menggelar pertemuan dengan seluruh pengurus dari 24 perguruan silat di Ponorogo, Jumat (31/8/2018). Bahkan, pengurus ranting di kecamatan se Kabupaten Ponorogo juga ikut dalam petemuan itu.
Hal ini dilakukan untuk menindaklanjuti imbauan Kapolda Jatim yang meminta tidak ada tradisi suroan seperti nyekar kepada leluhur untuk Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan tradisi Surabaya Agung untuk Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW).
"Saya harap tidak ada mobilisasi massa ke Madiun. Apalagi ini tahun politik," tegas Kapolres Ponorogo AKBP Radiant setelah pertemuan dengan pesilat, Jumat (31/8/2018).
Baca juga: 5 Berita Trending Pekan Ini: Nomor 1, Sudah Kenal Mereka?
Bahkan, ia memastikan di Madiun ini sudah diputuskan bahwa bagi PSHT tidak ada acara nyekar.
Sedangkan untuk PSHW, masih menunggu keputusan rakor yang akan digelar pada Senin (2/9/2018) mendatang. "Tapi saya harap sekali lagi tidak ada mobilisasi massa ke Madiun," tegasnya.
Sementara itu, Ketua cabang PSHW Ponorogo Langen Tri mengaku sangat memahami permintaan Polres Ponorogo. Tapi, semuanya tetap keputusan di pusat.
"Keputusan kan di pusat Madiun. Kalau diputuskan tidak ada acara terpusat, ya kami pasti patuhi," kata Langen.
Baca juga: Pendekar Pencak Silat Bangkalan Meninggal saat Peragakan Jurus
Ia berharap, bisa mengadakan Suran Agung sendiri di Ponorogo seperti tahun sebelumnya. Pasalnya, resiko yang ditanggung lebih sedikit.
"Ya kalau pribadi pengen Suran Agung sendiri. Tapi kan keputusan tetap di pusat. Kita lihat rakornya nanti," beber Langen.
Ketua cabang PSHT Ponorogo, Prijo Budi Setiawan sepakat dengan himbauan dari Polres Ponorogo. "Ya kalau saya sepakat. Kan sudah 6 tahun ini tidak ada yang terpusat di Madiun dari Ponorogo," pungkasnya.
Baca juga: APS Tempat Berlatih Pencak Silat Prestasi di Kota Batu
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto