jatimnow.com - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Ponorogo, Joko Waskito angkat bicara perihal pengamen mengganggu warga Ponorogo yang sedang bersantai di Alun-alun.
“Satpol PP telah rutin melakukan razia pengamen sebelum isu tersebut menjadi viral,” klaim Joko kepada jatimnow.com, Selasa (21/11/2203)
Menurutnya, sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), Satpol PP melaksanakan razia setiap hari dengan tiga shift. Tiga shift itu mulai dari pagi hingga malam.
Baca juga: Satpol PP Jember Gelar Razia PMKS, 14 Orang Jalani Sidang Tipiring
“Setiap shift melibatkan 7 anggota Satpol PP yang menjalankan operasi pengamen, ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), dan Silver Men,” kata mantan Camat Kauman ini.
Joko menjelaskan razia memang tidak fokus di Alun-alun Ponorogo saja. Namun di beberapa titik. Sebut saja di perempatan-perempatan maupun di trafic light.
Bahwq setiap hari terdapat pengemis, pengamen, dan Silver Men yang terjaring dalam razia. Beberapa di antaranya diserahkan ke dinas terkait untuk pembinaan.
“Buktinya ada itu gitar di kantor Satpol PP banyak sekali. Bahkan properti lainnya juga ada,” tegas Joko.
Meskipun demikian, sebagai respons terhadap keluhan yang viral, Joko berjanji akan lebih menggiatkan razia, terutama di area keramaian seperti Alun-alun Ponorogo, Jalan HOS Cokroaminoto, dan lainnya.
Baca juga: Satpol PP Jember Gelar Razia, 23 PMKS dan Motor Diamankan
Ia menyatakan bahwa rencana fokus pada razia malam Minggu dan akan merespons keluhan warga dengan tindakan lebih lanjut.
“Mungkin lebih fokus nanti pada malam Minggu di Alun-alun ya,” pungkasnya.
Sebelumnya, keluhan serupa diungkapkan oleh warga melalui media sosial, termasuk postingan dari akun Facebook @catur Priyambodo yang menceritakan pengalaman pribadi terganggu oleh pengamen di alun-alun Ponorogo.
“Aku meh curhat Karo tekok min, kapan kae aku mangan jagung bakar karo keluarga neng alun alun ora nyaman mergo okeh pengamen. Nah, mambengi aku ngopi karo anak bojoku neng HOS Cokroaminoto, lagi lungguh enek wong ngamen, selang 5 menit enek wong ngamen meneh, bar kui gang sedeluk enek wong ngamen meneh,.nek ora dikei nesu.. akhire aku pindah ngopi neng jalan jendral Sudirman, bae malah tambah nemen! pesenan es teh durung teko wes diampiri pengamen, mangan gorengan durung sampe teko pengamen meneh..nah aku duduhono min, nggon ngopi pinggir dalan neng Ponorogo sing ga enek pengamen neng ndi jajal? Iki tekok serius” tulis akun Facebook @catur Priyambodo.
Baca juga: Satpol PP dan Bea Cukai Gresik Sosialisasikan Rokok Ilegal pada Pekerja Seni
(Saya mau curhat. Beberapa waktu lalu saya makan jagung bakar dengan keluarga di alun-alun Ponorogo. Tidak nyaman karena banyak pengamen. Tadi malam saya kembali mgopi dengan anak istri saya di jalan HOS Cokroaminoto. Saya baru duduk sudah ada pengamen. Selang 5 menit kembali ada pengamen. Setelahnya ada lagi. Jika tidak diberi uang marah. Akhirnya saya pindah tempat ngopi di Jalan Jendral Sudirman. Ternyata sama saja dan lebih parah. Pesanan es teg belum datang, sudah didatangi pengamen. Makan gorengan belum selesai juga didatangi pengamen. Coba saya dikasih tahu, dimana tempat ngopi pinggir jalan di Ponorogo tapi tidak ada pengamen).
Pemilik akun Facebook @catur priyambodo membenarkan bahwa itu tulisannya. Pria yang mempunyai nama asli Raden Catur Priyambodo sendiri mengatakan bahwa yang ditulis benar adanya.
“Itu pengalaman pribadi saya sendiri memang. Makanya daya curhat di media sosial sudah karena sumpek,” ujar Catur, sapaan akrab Raden Catur Priyambodo.
Caption foto :