jatimnow.com - Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia akhirnya keluar sebagai juara dalam ajang Livoli Divisi Utama 2023, setelah menanti selama 18 tahun.
Akhir pekan kemarin, mereka sukses menumbangkan TNI AU di partai puncak yang digelar di GOR Jayabaya Kediri, Sabtu (9/12/2023) malam.
Di balik kemenangan tersebut, ada tangan dingin Pedro Bertholomeus Lilipaly yang sukses meramu strategi sekaligus memompa semangat bertanding Shella Bernadetha dan kawan-kawan.
Baca juga: Kalahkan TNI AU, Petrokimia Gresik Pimpin Klasemen Final Four Livoli Divisi Utama
Namun perjuangan bukan tanpa kendala, pelatih berdarah Belanda, Banyuwangi dan Ambon itu justru merasa kesulitan ketika awal menangani tim voli perempuan ini. Gayanya yang keras seketika lembut dan penuh kesabaran.
"Kalau melatih perempuan itu memang kita harus sabar, mainnya hati. Nggak bisa kalau perempuan itu 'kamu itu bagaimana sih kayak gitu aja?' sudah di lapangan pasti berbeda itu. Jelas lebih sulit (di banding melatih tim putra)," kata Pedro Lilipaly, usai grand final.
"Jangan kan saat di lapangan, pada saat latihan, 'besok latihan jam berapa? jam 8 ya', 'om jangan jam 8 ya setengah 9,' 'oke'. Kita harus ngikutin hati, tapi 2 jam ya 2 jam," tambahnya.
Untuk memompa semangat anak asuhnya, mantan asisten pelatih tim nasional putri Indonesia di ajang SEA Games 2023 Kamboja ini punya cara tersendiri.
Pelatih berusia 49 tahun itu tidak pernah duduk di bench dan memilih tetap berdiri memberikan suntikan semangat untuk para pemain. Jika tertinggal pun dia tidak pernah marah. Dia juga selalu berjoget saat mereka mencetak poin.
Baca juga: Petrokimia Gresik Raih Kemenangan Kedua di Final Four Livoli Divisi Utama
"Yang enak itu memang berdiri sambil memberikan motivasi, dapet defense, dash sikat. Gitu aja. Kalau joget itu memang ciri khas saya sejak jadi pemain dan itu saya terapkan sampai sekarang," jelas mantan pemain Petrokimia itu.
Pedro pun mengaku sangat bahagia bisa memberikan gelar juara untuk tim yang pernah dibelanya. Dia berterima kasih untuk istri dan para pendukungnya.
"Saya terharu sampai grand final hingga akhirnya menang dan juara. Saya juga bangga sama istri yang datang mendukung, juga pendukung saya. Alhamdulillah," tegasnya.
Karir kepelatihan Pedro Lilipaly dimulai pada tahun 2012. Saa itu ia bertemu Luthfi, salah satu orang penting di dunia voli.
Baca juga: Awali Final Four Livoli, Petrokimia dan Bank Jatim Raih Kemenangan
"Saya ini nggak tahu apa-apa, ketemu lah Om Luthfi waktu itu dia kepala cabang di BNI Sidoarjo, saya belajar ngelatih di Sparta, datang lah om Luthfi, lihat, 'sudah kamu jadi pelatih aja sudah, kamu bagus. Kamu ambil lisensi'. Saya sempat ragu tapi om Luthfi meyakinkan," ceritanya.
Tahun depan, kontrak Pedro bersama Petrokimia berakhir. Saat ini dia sudah banjir tawaran namun bagi dia dekat dengan orang tua adalah prioritasnya. Dia tidak ingin melatih tim yang jauh dari orang tuanya di Banyuwangi.
"Yang ngajak banyak tapi saya memilih, bukan nominal ya tapi yang dekat dengan orang tua," tandasnya.