jatimnow.com - Agung Priyanto merupakan anggota DPRD Ponorogo terlama dibanding 44 wakil rakyat yang ada di Bumi Reog. Lalu bagaimana cerita kader PDI Perjuangan ini?
“Saya dari 1992 sudah cinta terhadap PDI Perjuangan. Dulu namanya hanya PDI,” cerita Agung saat membuka percakapan kepada jatimnow.com, Jumat (15/12/2023).
Dia kemudian berkisah bahwa 1992 sudah menjadi simpatisan PDI. Saat itu pemilu hanya 3 partai saja. Adalah Partai Golkar, PPP dan PDI.
Baca juga: AKD DPRD Ponorogo Periode 2024-2029 Dibentuk, Prioritas APBD 2025
Kemudian tahun 1999, terjadi pemilu langsung. Dia pun mendaftar sebagai calon legislatif (caleg) dari partai bergambar banteng ini.
“Saat itu saya belum lulus kuliah. Saat itu, saya Ketua PAC promeg Babadan. Didorong oleh tokoh-tokoh Babadan untuk maju menjadi caleg,” katanya.
Padahal, kata pria kelahiran 1974, dia masih kuliah di Universitas Merdeka Malang. Pun mimpi dia simpel, tidak untuk berkarier di dunia politik.
“Saya kuliah di ekonomi. Simpel mimpi saya. Saya ingin jadi orang swasta, pengen berkarier meneruskan usaha bapak saya,” beber bapak 4 orang anak ini.
Dia menyebutkan, saat pertama kali 'nyaleg' mendapatkan nomor urut 11. Saat perpindahan dari orde baru ke orde reformasi PDI mendapatkan 13 kursi.
“Kami PDI saat itu pemenang. Saya menjadi anggota DPRD termuda. Dan dipilih sebagai ketua sementara. Karena waktu itu, ketua sementara itu dari tertua dan termuda. Saya masih 25 tahun,” tegasnya.
Menurutnya, awal karier di dunia politik tidak berat. Karena ada semangat gotong royong dan terjadi natural lantaran eurofia dari orba ke reformasi.
Sejalan waktu, Agung pun mendapatkan istri saat menjabat sebagai anggota DPRD. Dia menikahi Siti Hanifah tahun 2001.
“Dan keempat anak saya lahir semua setelah pemilu. Habis pemilu pasti ada kabar gembira lainnya istri hamil kemudian melahirkan,” bebernya.
Pasca menyelesaikan massa bakti anggota dewan 1999-2004, dia kembali maju. Tak habis di situ dia melanjutkan kembali 2004-2009, 2009-2014 dan 2014-2019.
Maju hingga lima kali, dia menampik alasannya bukan karena nyandu.
“Sebagai anggota dewan itu pengabdian. Bagaimana setiap hari ketemu rakyat. Jabatan itu amanah,” tegasnya.
Baca juga: Ratusan Honorer DLH Ponorogo Tak Bisa Ikut Rekrutmen PPPK Mengadu ke DPRD
Selama 25 tahun pun, banyak yang telah diperjuangkan. Dia mengklaim seperti pendampingan advokasi, lalu mengusahakan para warga yang belum mempunyai akses kesehatan gratis menjadi mempunyai.
“Bagaimana kerjanya bukan akan pemilu, namun setelah pemilu. Bagi saya, itu adalah kerja sesungguhnya. Rumah saya terbuka 24 jam. Siapapun, mau mengundang, ngopi dimanapun pun boleh,” tegasnya.
Agung mengatakan, bahwa selama 5 kali pemilu yang benar-benar berjuang tahun 2014 sampai 2019. Saat itu dia mengklaim berjuang berdarah-darah.
“Apalagi 2019 luar biasa. Artinya single figthter dan berjuang bersama,” urainya.
Dia mengaku bahwa sudah seringkali dilirik partai lain. Bahkan Pemilu 2024 ini, dia sudah didatangi oleh ketua partai untuk bisa dijadikan caleg dan diberi janji-janji manis. Namun ditolak Agung.
”Saya jawab tidak. Karena saya anak idelogisnya Soekarno, ndak akan pindah partai. Bapak mertua dan bapak kandung saya saja beda partai,” paparnya.
Dia pun tahun 1999 dipindah dari rumah utamanya di Kecamatan Babadan. Agung diberi rumah di sekitar pabrik es.
Baca juga: Pimpinan DPRD Ponorogo 2024-2029 Resmi Dilantik, Dwi Agus Prayitno jadi Ketua
“Saya dipindah karena bapak pendiri PKB. Tapi gimana lagi, saya cinta pemikiran Soekarno. Saya susah payah mengurus Partai sendiri tanpa campur tangan bapak,” tegasnya.
Berbicara keluarga, dia mengaku bahwa mertuanya juga tokoh Partai Golkar. Pun sang istri, Siti Hanifah adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Ya kalau keluarga ya keluarga. Masuk pagar ya kita keluarga. Keluar ya kerja masing-masing sesuai tupoksi,” tegasny.
Pun selama 5 kali maju caleg, dia tidak berniat ke DPRD Jatim maupun DPR RI. Dia menyebutkan bahwa dia harus menjaga amanah. Kuncinya adalah menjaga silaturahmi.
“Perihal habis berapa, tidak bisa mengukur itu. Kerja politik bukan kerja money politik. Hariannya luar biasa. Sejauh mana diterima masyarakat,” bebernya.
Agung pun berpesan kepada caleg-caleg, dimana untuk menjadi wakil rakyat tidak ada yang instan.
“Tidak ada orang apik ndadak dan ndadak apik. Semua perlu perjuangan, kesabaran,” pungkasnya.