jatimnow.com - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Anwar Iskandar turut menanggapi heboh kelakar Zulkifli Hasan soal ‘Amin’ dalam salat. Gus War meminta semua pihak berhati-hati ketika bercanda menggunakan diksi agama.
Gus War menjelaskan, Amin merupakan kalimat sunnah dalam salat yang ada sejak jaman Rasulullah. Bahkan, akan terus ada hingga kiamat nanti. Amin merupakan doa yang memiliki arti harapan agar Allah mengabulkan permintaan atas doa tersebut.
Memang menghilangkan kalimat Amin tidak mengganggu syarat sah salat. Namun, menurut Gus War, jika kemudian dikaitkan dengan kebencian terhadap pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, hal ini tidak benar.
Baca juga: 11 Kontainer Furniture dari Sidoarjo Dikirim ke Amerika
“Amin adalah suatu kalimat yang disunnahkan oleh syariat untuk dibunyikan setelah orang membaca waladhollin (Al Fatihah) atau ketika orang berdoa, itu hukumnya sunnah. Aslinya seperti itu. Dan artinya Amin itu mudah-mudah Allah mengijabahi permintaan saya, orang tua saya dan guru-guru saya. Itu sudah ada sejak partai ini belum ada, sejak Indonesia belum ada, sejak jaman Rasul sejak dulu kala dan akan ada selama-lamanya sampai kiamat,” kata Gus War saat ditemui di Pondok Pesantren Al Amin Ngasinan, Kota Kediri, Kamis (21/12/2023) sore.
“Kemudian akhir-akhir ini dalam rangka Pilpres ada calon presiden dan wakil presiden yang kebetulan yang satu namanya Anies yang satu Muhaimin. Untuk memudahkan kemudian disingkat menjadi Amin. Anies dan Muhaimin. Tetap dua kalimat ini tidak sama. Yang satu nuansa agama murni, yang satu Pilpres murni,” tambahnya.
Gus War dalam hal ini ingin memberikan nasihat untuk semua pihak agar lebih berhati-hati ketika bercanda menggunakan diksi agama. Karena dampaknya yang sangat berbahaya.
“MUI mengambil posisi memberi nasihat kepada kiai para ulama, para politisi juga para capres dan cawapres untuk berhati hati dalam menggunakan diksi agama,” pesannya.
Baca juga: Persatuan Santri Jatim Tuntut Polisi Usut Kasus Dugaan Penistaan Agama Ketum PAN
Pihaknya juga berharap seluruh rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan Indonesia, tetap menjaga Indonesia yang aman dan damai dan pemilu yang damai.
“Jangan sampai karena kasus ini kemudian kita terprovokasi. Sebab tentu kita tidak ingin pemilu ini berakibat pecahnya persatuan Indonesia,” tandasnya.
Sebelumnya, Zulhas saat berpidato di rapat kerja nasional (rakernas) Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Kota Semarang, Selasa (19/12/2023) menyinggung tentang gerakan 'Salat Cinta Prabowo' yang menghindari gerakan dan ucapan salat yang mengarah ke mendukung Anies dan Cak Imin.
Baca juga: Respon PAN Jatim Didemo Persatuan Santri: Ndak Ada yang Spesial, Biasa Saja
Salah satunya, yakni enggan mengucapkan 'Amin' saat Al Fatihah.
“Jadi kalau salat magrib baca Al-fatihah waladholin, ada yang diem sekarang pak," ujar Zulhas.
Sama seperti yang disampaikan Ustaz Abdul Somad (UAS) dan Ustad Adi Hidayat (UAH), Zulhas juga turut membagikan cerita tentang gerakan tahiyat akhir yang mengganti mengangkat satu jari menjadi dua jari.