jatimnow.com - Sedari awal sudah meremehkan kompetensi pemimpin muda, padahal munculnya pemimpin pemimpin muda di era saat ini adalah keniscayaan, setelah dalam debat ternyata anak muda, yang dijuluki Blimbing Sayur itu muncul dengan gagasan kongkret.
Pengetahuan tentang praktek bernegara di era kekinian, di tengah isu perubahan iklim, di tengah percaturan geopolitik global lalu dimunculkan isu dapat contekan melalui clip-on dan lain sebagainya.
Baca juga: Menatap Industri Hasil Tembakau di Masa Kepemimpinan Presiden Baru
Anak muda mau belajar, karena di dalam dirinya masih melekat rasa ingin tahu berlebihan (quriositas), sementara generasi lain sudah merasa lebih pintar sehingga enggan belajar situasi atau tantangan bernegara di era kekinian,
Makanya dalam debat kemarin pemimpin muda yang digambarkan pribadi yang tidak tahu apa-apa itu belajar dengan baik, menyerap masukan berbagai pihak dengan seksama, sehingga ketika tampil dalam panggung penuh dengan kematangan dan kemampuan.
Hal ini tentu mengecewakan bagi pihak yang sedari awal tidak suka atas munculnya yang bersangkutan dalam pentas politik nasional, tapi bagi anak muda se-Indonesia tentu peristiwa debat kemarin memunculkan harapan dan kepercayaan diri yang cukup, bahwa anak muda juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mengelola Republik ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya, yang pasti pemimpin muda memiliki kecepatan dalam mengambil keputusan, artikulatif dalam menyampaikan gagasan.
Dalam hal penyampaian program makan siang gratis untuk siswa-siswi sekolah se-Indonesia, anak muda yang dianggap Blimbing Sayur ini dapat menjelaskan secara ringkas dan jelas.
Program ini bukan sekedar makan siang, namun program ini adalah investasi negara dimasa mendatang, anggaran 400 T setahun untuk program ini akan menghidupkan bisnis catering se Indonesia, akan ada banyak multi player efect ekonomi yang berjalan, mulai dari terserapnya tenaga kerja, hingga arus distribusi bahan mentah dalam bisnis tersebut.
Tentu bagi para pihak yang membencinya akan disematkan bahwa ini program akan menghapus bantuan operasional sekolah (BOS) yang selama ini sudah berjalan secara reguler, namanya pembenci akan melihat sesuatu dari sudut pandang sempit, pembenci tidak bisa menerima kebaikan, jadi biarkan saja.
Termasuk soal Ibu Kota Negara( IKN), pemimpin muda yang dilabeli bocil (bocak cilik) ini ternyata melihat pembangunan Ibu Kota Negara ( IKN) tidak sekedar sebagai upaya membangun kota baru seperti calon pemimpin sebelahnya.
Blimbing Sayur ini melihat pembangunan IKN adalah transformasi arah pembangunan Indonesia, dari Jawa Sentris menjadi Indonesia Sentris, bukankah komitmen bernegara kita adalah mengamalkan Pancasila sebagai ideologi bangsa, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indoenesia adalah keharusan yang harus dilakukan, Indonesia emas 2045 harus dipersiapkan mulai dari sekarang.
Baca juga: Tarif Impor Pangan, Solusi Perkuat Keuangan Negara
Jika tidak dipersiapkan dengan baik, maka kita susah naik dari negara berkembang ke negara maju di 2045 mendatang, makanya IKN dan hilirasi minerba dan hilirasasi industri lainnya merupakan upaya persiapan Indonesia emas tersebut, kalau yang menolak ya tidak mau Indonesia menjadi Negara maju di 2045 mendatang.
Setelah narasi soal contekan dan bocoran dalam clip-on gagal mempengaruhi pola pikir publik sekarang dimunculkan soal pembayar pajak dengan istilah binatang, padahal istilah itu lazim digunakan oleh kantor pajak sejak tax amnesty kurun waktu 2008 an yang lalu, yang dimaksud berburu dalam kebun binatang itu adalah istilah kemudahan dalam menarik pajak.
Makanya diperlukan inovasi dan pembukaan industri industri baru, agar pengusaha bisa memperluas sektor industri, rakyat bisa bekerja sehingga berkorelasi dengan meningkatkan pemasukan terhadap Negara.
Jadi berburu dalam kebun binatang jangan diartikan secara harfiah, itu hanyalah istilah sama seperti anak muda yang sedang bercinta, belahlah dadaku kalau tidak percaya ketulusan cinta, masak tega dadanya dibelah, jadi kepada pihak yang skeptis terhadap munculnya pemimpin muda, kalau mau memframing kelemahan Mas Gibran, carilah isu yang lebih menarik, jangan isu recehan untuk menutupi trend penurunan elektabilitas paslonnya.
Sebagai Parpol yang pertama kali mengusung Mas Gibran Rakabuming Raka sebagai pendamping Prabowo Subianto , kader Partai Golkar tentu bangga telah memberikan kesempatan anak muda yang tampil ke panggung politik nasional dengan kepiawaian kepemimpinan ciri khas anak muda.
Baca juga: Pengelolaan Bank Sampah dengan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi
Sehingga mampu menyempurnakan kepemimpinan Dwi Tunggal. Anak muda yang dicerca sebagai anak haram konstitusi, belimbing sayur, samsul ini ternyata membawa harapan besar jutaan anak muda di luar sana, bahwa saat ini eranya Yang Muda Yang Berkarya.
Penulis: Arif Fathoni (Ketua Dewan Pengarah TKD Surabaya)