jatimnow.com - Ratusan warga Banyuwangi meraup cuan dari hasil budi daya jamur. Salah satunya ada di Dusun Glowong, Desa Wringinagung, Kecamatan Gambiran yang dikenal dengan julukan Kampung Jamur.
Kampung ini mulai merintis budi daya jamur sejak 2006 lalu. Berjalannya waktu, mulai banyak warga yang ikut budi daya namun sifatnya masih sendiri-sendiri.
"Waktu itu masih sendiri-sendiri, sehingga banyak yang kesulitan terutama terkait pemasaran. Akhirnya pada 2016 dibentuk kelompok budi daya, untuk mengayomi para pembudi daya," kata Ketua Kelompok Tani (Poktan) Jamur Mekarjaya, Sugianto, dilansir banyuwangikab.go.id, Jumat (1/3/2024).
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
Dilanjutkan, dengan menjadi kelompok, budi daya jamur menjadi lebih mudah. Seluruh panen jamur dikumpulkan dan dibeli oleh kelompok. Pasar jamur dari desa ini mayoritas dikirim ke Bali, Jember, dan Surabaya.
"Pasarnya sudah jelas setiap hari. Hasil dari seluruh panen jamur dari pembudi daya selalu habis terjual," kata Sugianto.
Baca juga: ASMOPSS ke-14 Digelar di Banyuwangi, Diikuti 136 Peserta
Tiap hari, kelompok ini menghasilkan sekitar 500 hingga 700 kilogram jamur dalam kemasan 500 gram. Dengan demikian dalam satu bulan terkumpul 15 ton jamur, dengan omzet sekitar Rp360 juta sebulan.
"Kami terus berupaya meningkatkan produksi jamur dengan target sampai 20 ton. Saat ini paling banyak sekitar 18 ton," tambah Sugianto.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
Budidaya jamur di Kampung Jamur ini dilakukan di rumah-rumah warga. Terdapat sekitar 45 kepala keluarga. Satu pembudi daya terdapat 6 hingga 8 pekerja. Dengan demikian terdapat sekitar 300 orang yang terlibat di kelompok pembudidaya ini.
Sugianto menambahkan selain menjual jamur mentah, saat ini kelompoknya tengah mengembangkan produk olahan seperti jamur crispy dan lainnya.