jatimnow.com - Banjir luapan Sungai Bengawan Solo di Lamongan terus meluas. Bila sebelumnya melanda 3 kecamatan, yakni Babat, Laren, dan Maduran, kini bertambah di Kecamatan Glagah.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamongan mencatat banjir terparah terjadi di Kecamatan Laren, yakni terdapat 9 desa antara lain Desa Laren, Plangwot, Bulutigo, Siser, Mojoasem, Pesanggrahan, Keduyung, Duri Kulon, dan Desa Centini.
Di sana total 209 rumah warga terdampak banjir dengan ketinggian air 20-55 cm. Di Laren banjir juga merendam jalan lingkungan dan pemukiman.
Baca juga: Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur
Kemudian di Kecamatan Babat, banjir merendam 2 desa, yakni Desa Babat yang berdampak ke 9 rumah dan jalan poros nasional, kemudian Desa Banaran, terdapat 95 rumah kebanjiran, ketinggian air 20-40 cm.
Di Kecamatan Maduran, banjir juga merendam pemukiman di 3 desa, yakni Desa Parengan 150 rumah, Desa Gedangan 2 rumah, Desa Blumbang.
Baca juga: 2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir
Kepala Pelaksana BPBD Lamongan, Joko Rahato menyebut banjir terjadi sejak Senin (11/3/2023) lalu yang diawali Kecamatan Babat, disusul Kecamatan Laren dan Maduran.
"Hari ini, info banjir Bengawan Solo juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Glagah, tepatnya di Desa Jatirenggo, banjir merendam 18 rumah warga bantaran," kata Joko melaporkan data terbaru banjir Bengawan Solo, Rabu (13/3/2024).
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
Dikabarkan Joko, ketinggian air Bengawan Solo saat ini masih siaga merah. BPBD hingga kini masih konsen melakukan upaya penanggulangan. Meski begitu, belum ada korban banjir yang mengungsi.
"Bengawan Solo di aliran Lamongan masih siaga merah, beberapa hari ini juga intensitas hujan meningkat. Warga masih bertahan dan belum ada yang mengungsi," papar Joko.