jatimnow.com - Nyareh malem merupakan istilah bahasa Madura yang artinya menunggu malam tiba. Tradisi nyareh malem hanya ada saat bulan Ramadan tiba. Kebanyakan orang mengenalnya dengan sebutan ngabuburit.
Tradisi nyareh malem di Probolinggo banyak dilakukan oleh masyarakat saat menunggu adzan magrib tiba. Biasanya, warga nyareh malam dengan mengunjungi tempat ramai, seperti Alun-Alun Kota.
"Kalau saya biasanya untuk nyareh malem di Alun Alun dan Pelabuhan Kota Probolinggo," kata Sudiono Wafa, warga asal Kelurahan Jrebeng Lor, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, Rabu (13/3/2024).
Baca juga: Festival Endhog-endhogan, Cara Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
Sudiono juga menjelaskan, tradisi nyareh malem memang hanya ada saat bulan puasa. Tak jarang dirinya mengajak pula sanak keluarga.
"Kita sambil menunggu adzan magrib dengan jalan - jalan di tempat keramaian dan mancing di laut," ujarnya.
Warga lain, Toni asal Desa Sumberkerang, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, mengatakan tradisi ini memang biasa ia lakukan sejak kecil.
Baca juga: Tradisi Unik Maulid Nabi di Bangkalan, Berebut Barang hingga Ternak
"Nyareh malem memang hanya ada saat bulan Ramadan tiba. Sejak kecil saya kecil juga nyareh malem," ucap Toni.
Pria berambut gondrong ini, juga mengatakan, nyareh malem memang banyak digandrungi oleh kalangan anak muda saat ini. Anak muda biasa mulai berangkat mulai sejak pukul 15.00 hingga jam.17.30 WIB atau waktunya berbuka puasa.
"Biasanya mereka berkumpul di jalan-jalan desa dengan mencari pemandangan bagus, biasa di tempat yang dipilih di dekat area pesawahan," ungkapnya.
Baca juga: Melihat Tradisi Ulur-Ulur Telaga Buret, Pj Bupati Tulungagung Beri Pesan Ini
Keseruan nyareh malem, menurut Toni tidak hanya menunggu datangnya adzan magrib sebagai waktu dimulainya berbuka puasa.
"Namun juga nyareh malem juga bisa mempererat tali silaturrahmi dengan teman atau sanak saudara," tandasnya.