jatimnow.com - Teknologi AI Deepfake semakin canggih dan mudah diakses, menghadirkan bahaya baru dalam bentuk manipulasi video yang realistis. AI Deepfake memungkinkan penyalahgunaan wajah seseorang untuk membuat video yang seolah-olah mereka mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan.
Pakar Komunikasi Digital, Gagas Gayuh Aji S.M., M.Sc yang juga merupakan dosen D4 Manajemen Perkantoran Digital UNAIR memberi tanggapan terkait apa itu AI Deepfake.
"Konsepnya hanya crawling data tidak terstruktur. Data tidak terstruktur itu seperti video, audio, dan file yang tidak lazim untuk dibaca komputer jaman dulu. Makanya sekarang ada istilah superkomputer. Konsepnya menggabungkan berbagai file yang tidak terstruktur menjadi sebuah file baru, nah disini contohnya deepfake" ujar Gagas, kepada jatimnow.com, Sabtu (21/4/2024).
Baca juga: Polisi Gerebek Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya, 25 Orang Ditangkap
Baru-baru ini, sebuah video AI Deepfake yang menampilkan wajah seorang tokoh publik terkenal beredar di media sosial. Video pada akun @kebolautt mengunggah video pada Sabtu (20/4/2024) yang menunjukkan sang tokoh sedang bergoyang tarian yang sedang viral di social media.
Kejadian ini menjadi bukti nyata bahwa AI Deepfake dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah, merusak reputasi, bahkan memicu perpecahan sosial.
Bahaya AI Deepfake tidak hanya sebatas pada tokoh publik. Teknologi ini juga dapat disalahgunakan untuk membuat video porno balas dendam, menipu orang secara finansial, atau bahkan untuk memeras seseorang.
Berikut beberapa contoh bahaya AI Deepfake:
1. Penyebaran informasi yang salah: AI Deepfake dapat digunakan untuk membuat video yang seolah-olah menunjukkan seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak pernah mereka lakukan. Hal ini dapat digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah, merusak reputasi seseorang, atau bahkan memicu perpecahan sosial.
Baca juga: Menteri ATR/BPN - PWNU Jatim Teken Kerja Sama Sertifikat Tanah Wakaf
2. Penipuan finansial: AI Deepfake dapat digunakan untuk membuat video yang seolah-olah menunjukkan seseorang menyetujui transaksi keuangan. Hal ini dapat digunakan untuk menipu orang agar menyerahkan uang atau informasi pribadi mereka.
3. Pemerasan: AI Deepfake dapat digunakan untuk membuat video yang seolah-olah menunjukkan seseorang melakukan sesuatu yang memalukan atau ilegal. Hal ini dapat digunakan untuk memeras seseorang agar memberikan uang atau melakukan sesuatu yang mereka tidak ingin lakukan.
Penting bagi kita untuk mewaspadai bahaya AI Deepfake dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri kita sendiri. Menurut Gagas untuk melindungi diri dari hal tersebut ialah dengan memperbanyak literasi dan selalu ingin mencari tahu serta menganalisa segala hal sebelum mempercayainya.
"Media sosial mulai mengembangkan algoritma yang mengembangkan diri untuk menganalisis yang namanya file buatan intelegensia artifisial. Nantinya akan ada label, bahwa sebuag video atau foto buatan asli manusia atau AI,” jelas Gagas.
Baca juga: Arus Peti Kemas TPS Naik 9,77 Persen Hingga Oktober 2024, Ekspor-Impor Tetap Stabil
Nah, problemnya, di masyarakat kita masih sulit untuk menganalisa hal ini. Nah cara supaya kita ga kaget, adalah mengingkatkan literasi dan banyak mencari tahu. Konsep saring sebelum sharing. Tidak membagikan suatu konten yang pertama, tidak membuat kita menjadi berdosa. Karena biasanya kita gampang ketriger dengan video atau foto yang kontroversial,” tambahnya.
AI Deepfake adalah teknologi yang kuat dengan potensi digunakan untuk kebaikan dan keburukan. Penting bagi kita untuk menggunakan teknologi ini secara bertanggung jawab dan menyadari bahayanya.
Reporter: Haikal