jatimnow.com - Bakal calon bupati (Bacabup) Jember Muhammad Fawait membeber strategi untuk solusi 4 masalah yang dikeluhkan warga yang diungkap hasil survei Indikator Politik Indonesia.
Keempat masalah itu harga kebutuhan pokok mahal, harga pupuk mahal, jalan rusak serta susah mencari lapangan pekerjaan.
Pria yang akrab disapa Gus Fawait itu menjelaskan Jember adalah salah satu kabupaten dengan lahan pertanian terluas di Provinsi Jawa Timur. Tentu saja otomatis pendudukanya adalah mayoritas petani dan buruh tani.
Baca juga: Disindir Hendy soal Pemberian Gamis ke Emak-emak, Ini Jawaban Gus Fawait
"Hari ini Jember adalah salah satu lumbung pangan, tetapi ironisnya Jember masih mempunyai angka jumlah kemiskinan terbanyak nomor 2 di Jawa Timur. Orang miskin di Jember itu rata-rata di desa sebagai petani dan buruh tani," terang Gus Fawait, Selasa (21/5/2024).
Ia mengakui, di lapangan menemukan banyak sekali keluhan. Salah satu yang paling banyak adalah kelangkaan pupuk subsidi. Ini membuat produktivitas tidak maksimal, sehingga pendapatan petani juga tidak maksimal.
"Maka, jika nanti ditakdir jadi Bupati Jember, pertama adalah kita harus memperbaiki data kebutuhan pupuk subsidi. Jangan sampai kita hanya menyalahkan pemerintah pusat, tapi kadang-kadang pemerintah daerah tidak memberikan data sesuai dengan data lapangan," tegas Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Jatim.
Baca juga: Gus Fawait - Djoko Gagas BBJ Reborn untuk Dongkrak Wisata Jember yang Merosot
Jika memang jatah pupuk subdsidi kurang, Gus Fawait menegaskan, pemerintah daerah harus membeli pupuk nonsubsidi tersebut, lalu dijual seharga pupuk subsidi kepada petani.
"Sehingga harapan kita itu akan membantu sedikit keluhan terkait masalah pupuk yang dialami oleh petani. Atau bahasa gampangnya, Pemkab akan mengeluarkan pupuk bersubsidi yang dananya dari APBD," tegas alumnus Fakultas Ekonomi Unair Surabaya ini.
Lalu, masalah harga bahan pokok terutama beras yang semakin mahal, padahal Jember adalah lumbung pangan.
Baca juga: Gus Fawait Janjikan Fasilitas Perizinan Sound Horeg, Ini Alasannya
"Nah, memang tidak bisa dipungkiri harga beras secara nasional mahal. Tapi menurut saya kedepan jika daerah lain sangat tinggi, di Jember bisa tidak terlalu tinggi. Kedepan kita kerja sama yang baik dengan Bulog. Kalau perlu kita nanti juga akan mengadakan BUMD pangan yang terintegrasi dengan Gapoktan yang ada di desa-desa," papar Gus Fawait.
Sehingga, lanjut dia, nanti gabah-gabah yang tidak terserap oleh Bulog. Mungkin melalui kelompok tani bisa kita bantu untuk menyerap lewat di BUMD pangan harapan harga saat panen tidak terlalu jeblok.
"Dengan BUMD pangan ini bisa membantu membeli gabah petani dengan harga yang layak. Pembelian gabah itu akan kita simpan, dikeluarkan saat nanti terjadi kelangkaan beras. Atau saat harga beras naik," tegas Presiden Laskar Sholawat Nusantara (LSN) ini.