jatimnow.com - Ratusan warga binaan Rutan Perempuan Kelas IIA Surabaya di Porong Sidoarjo dilatih bikin eco enzyme. Selain menumbuhkan kemandirian, juga untuk mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan.
Upaya edukasi warga binaan tentang pentingnya menjaga dan peduli lingkungan ini dilakukan salah satu komunitas sosial di Sidoarjo, pada Jumat (7/6/2024).
Project Officer Lions Club, Vanessa Sutanto menyampaikan pelatihan ini digelar dengan memanfaatkan bahan-bahan sekitar mulai sampah organik, sampah rumah tangga seperti kulit buah maupun sayur-sayuran sisa yang kemudian diolah menjadi eco enzyme yang memiliki banyak manfaat.
Baca juga: Kemenkumham Jatim Beri Pelatihan pada kader Kesehatan di Rutan Perempuan Surabay
"Langsung praktik dibagi dalam beberapa kelompok. Warga binaan ini kemudian diajari bagaimana membuat eco enzyme dari kulit-kulit buah dan juga sayur sayuran sisa, dipilah dan dimasukkan dalam botol atupun galon," ucapnya.
Ia menyebut melalui pelatihan pembuatan eco enzym ini nantinya dapat mengurangi sampah dapur hingga 50 persen dengan manfaat lain yang sangat banyak.
Baca juga: Hersteps di Rutan Perempuan, Identitas dan Kronologi Carok Terungkap
"Manfaat eco enzyme sangat banyak diantaranya untuk sembuhkan luka, suburkan tanah, campuran sabun mandi, hilangkan bakteri, bahkan bisa pula dimanfaatkan untuk perawatan tubuh dan ragam fungsi lainnya," tegasnya.
Lebih lanjut Fitri Rachmawati menyampaikan cara pembuatan eco enzyme, yang dibutuhkan sampah dari kulit buah dan sayuran, sampahnya jangan sampai bau busuk. Dibuat dengan perbandingan 1:3:10, artinya 1 kilogram gula merah atau tetes tebu, kemudian 3 kilogram kulit buah atau sayur dan 10 liter air.
“Kemudian kita mix jadi 1, kita tutup lubangi sedikit-sedikit kemudian didiamkan selama 100 hari atau 3 bulan, setelah itu kita panen kita saring dan kita gunakan,” terangnya.
Baca juga: Rutan Perempuan Klas IIA Surabaya Gandeng BEM Unair Gelar Hersteps, Apa Itu?
Sementara itu, Karutan Perempuan Kelas IIA Surabaya di Porong Sidoarjo, Amiek Dyah Ambarwati mengakui, dengan jumlah sampah organik di tempatnya sekitar 10 kilogram per hari, melalui pelatihan ini kedepan akan lebih dioptimalkan dan dibuat eco enzyme.
"Harapannya selain bisa kurangi sampah dan jaga lingkungan, apa yang dipelajari warga binaan ini bisa bermanfaat kelak setelah para warga binaan menyelesaikan masa hukumannya," pungkas Amiek.