jatimnow.com - Mohamad Abdilah warga Desa Kalanganyar Sedati Sidoarjo telah 7 tahun menjadi tukang jagal. Selain sebagai tukang jagal di Desa Kalanganyar Sedati Sidoarjo, ia juga menerima panggilan di wilayah lain hingga Surabaya.
"Alhamdulillah, penuh suka cita menjalaninya, sangat senang melakukan penyembelihan dengan ajaran sesuai tuntunan Islam. Ini juga sebagai media syiar Islam tentang tata cara penyembelihan," ucap Aab, panggilan akrabnya, Selasa (18/6/2024).
Banyak kejadian unik dialami Aab. Diantaranya, hewan kurban yang hendak disembelih malah mengamuk. Ia pun harus sabar untuk menaklukan hewan tersebut.
Baca juga: Didemo Ratusan Massa, Ketua KPU Sidoarjo Bantah Tuduhan Konsumsi Miras
"Pengalaman unik selama jadi tukang jagal, ada hewan kurban yang mau disembelih mengamuk sehingga harus mempunyai upaya ekstra menaklukan hewan tersebut sampai tenang dulu sebelum disembelih," imbuhnya.
Aab memiliki trik khusus agar hewan kurban tidak mengamuk ketika akan disembelih. Diantaranya menghindarkan hewan kurban dari stres.
Baca juga: Gelar Demonstrasi di Sidoarjo, Partai Buruh Tuntut Ketua KPU Mundur
"Pertama, jangan ada banyak orang saat akan disembelih, itu membuat hewan stres jika banyak kerumunan, cukup dilihat dari kejauhan saja. Kemudian pemberian makan dan minum yang cukup, hewan datang ke tempat penyembelihan 2 hari sebelumnya," paparnya.
Dilanjutkan, jagal juga harus benar-benar paham tata cara menyembelih sesuai agama Islam.
"Saya setiap melakukan penyembelihan membawa 4 pisau dengan fungsi yang berbeda. Pisau harus tajam sehingga sekali gorok langsung bisa putus tidak sampai menyakiti atau menyiksa binatang. Kemudian selain pisau potong, kriteria orang yang bisa menyembelih haruslah yang tergolong mengerti soal agama," tuturnya.
Baca juga: FOTO: Wajah Baru Stadion Gelora Delta Sidoarjo
Mengenai tarif sebagai tukang jagal, Aab tidak mematok biaya secara khusus. Hal ini malah membuat dia sering kali mendapat imbalah bingkisan selain upah yang diterimanya.