jatimnow.com - Sejumlah fakta menarik terungkap terkait bagaimana berita hoax diproduksi, khususnya di momen penting Pemilu dalam pelatihan literasi di Ruang Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Universitas Dr Soetomo Surabaya. Mulai dari munculnya para influencer dalam menggiring opini hingga bertebarannya pembelokan informasi di media sosial.
Dikhawatirkan jelang moment Pilkada serentak 2024, modus penyebaran berita berita hoax ini akan kembali terulang. Mengantisipasi kemungkinan tersebut, Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) menggekar Pelatihan bertema Melawan Hoaks dengan Kreativitas dan Kolaborasi di Media Sosial di ruang Lembaga (UKW) Fikom Unitomo, Minggu (23/6/2024)
"Selama ini kami melihat upaya melawan disinformasi ini masih dilakukan secara parsial, maka melalui pelatihan ini, kami mengumpulkan pada stake holders, anak muda, para mahasiswa, media massa, dan para influencer, agar akhirnya dapat berkolaborasi untuk membendung berita hoax," ucap Koordinator Nasional Japelidi, Ni Made Ras Amanda, Minggu (23/6/2024).
Baca juga: Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Warga Cegah Disinformasi lewat Klinik Hoaks
Pelatihan ini, menurutnya, telah dilakukan Japelidi di kota Surabaya, Malang, Jogjakarta, Denpasar, Makassar, Semarang, dan Ambon, dengan materi untuk memilimalisir disinformasi, mulai dari pemahaman apa itu disinformasi, hingga verifikasi.
Baca juga: Kapolres Lamongan Perkuat Peran Wartawan, Antisipasi Meluasnya Berita Hoax
"Di lapangan sendiri masih ditemukan kerancuan pemahaman, dan verifikasi ini menjadi langkah penting, terutama pada media digital untuk mencegah penyebaran pembelokan informasi," papar pemateri Dimas Prakoso.
Sementara staf pengajar Universitas Dr. Soetomo, Nur'annafi Farni Syam Maella yang juga pengurus Japelidi wilayah Surabaya mengatakan, pihaknya memang sengaja mempertemukan Lembaga UKW Unitomo, Japelidi, mahasiswa dan para insan media massa dalam ruang kolaborasi melawan hoax.
Baca juga: Video Viral PDIP Jatim Deklarasi Anies Dipastikan Hoaks!
"Jadi ruang ini mempertemukan Japelidi, mahasiswa, rekan media. Dalam ruang ini juga terjadi tranfer indormasi, para jurnalis tadi juga menjelaskan bagaimana industri media itu berjalan, yang pasti menjadi pengetahuan bagi anak muda dan mahasiswa, demikian pula dari pihak anak muda dan influencer juga menyampaikan hal yang sama. Hal ini yang selama ini mungkin tidak tertangkap karena banyaknya stereotype terhadap kelompok gen z dan milenial. Nah di ruang ini, semoga bisa menghasilkan action yang bagus ke dedpan dalam rangka melawan disinformasi," ucapnya.