jatimnow.com - Saat peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1446 H, Bubur Suro menjadi sajian utama yang harus disediakan di Sidoarjo.
Durotun Nafisah (28) warga Taman Sidoarjo mengungkapkan Bubur Suro adalah bagian dari tradisi peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram.
"Bubur Suro adalah tradisi orang Jawa untuk memperingati 1 Muharram. Bubur Suro ini disajikan di malam 1 Suro dalam penanggalan Jawa," ucapnya, Minggu (7/7/2024).
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
Lebih lanjut, Nafisah juga menyampaikan kehadiran Bubur Suro sebagai wujud rasa syukur atas berkah yang melimpah dalam menyambut datangnya tahun baru.
"Berbagi Bubur Suro kepada warga sekitar menandakan rasa syukur yang kita rasakan bersama-sama," imbuhnya.
Selain itu, menurutnya, Bubur Suro ini juga untuk memperingati hari dimana Nabi Nuh selamat setelah 40 hari mengarungi banjir besar yang melanda dunia saat itu.
"Jika dulu selalu dikait-kaitkan dengan hal-hal mistik, namun di dalam Islam dikaitkan mengenai kisah Nabi Nuh yang selamat dari banjir selama 40 hari, sehingga kita turut meneladani dan mensyukuri. Maka dari itu, dengan pesanan Bubur Suro sebenarnya adalah usaha saya dalam melestarikan budaya," imbuhnya.
Baca juga: Nikmatnya Dawet Jabung asal Ponorogo, Tapi Jangan Tarik Lepeknya
Bubor Suro buatan Nafisah terdiri dari beberapa komponen.
"Biasanya Bubur Suro yang saya buat ada 7 sampai 9 komponen. Namun saya memilih yang 7 dengan komponen antara lain bubur, ayam suwir, kering tempe kentang, kacang-kacangan, ikan asin dan telur," paparnya.
Nafisah juga menuturkan dirinya membuatnya dari beras yang direndam dulu, kemudian ditambahkan rempah-rempah, lalu dimasak menjadi bubur.
"Setelah matang tinggal tambahkan dengan pelengkapnya," kata dia.
Baca juga: 7 Tempat Makan Legendaris di Surabaya yang Wajib Dicoba
Saat jelang Muharram, ia pun banjir pesanan Bubur Suro hingga puluhan porsi dari setiap pemesan.
"Alhamdulillah ramai orderan Bubur Suro mencapai puluhan (porsi) per satu orang. Harganya, Rp7 ribu sampai Rp10 ribu per porsi tergantung kemasan yang diminta pelanggan," pungkasnya.
Nafisah berharap, budaya kearifan lokal seperi Bubur Suro ini terus dilestarikan oleh masyarakat sekitar karena dapat memupuk solidaritas rasa cinta tanah air dan bangsa.