jatimnow.com - Program Jember Pasti Keren (JPK) atau J-Keren Pemerintah Kabupaten Jember sangat dirasakan masyarakat. Keluarga pasien tidak perlu harus membayar jutaan rupiah hingga puluhan juta untuk perawatan kesehatan.
Seperti yang dirasakan Ahmad Jaelani warga asal Desa Wirowongso, Kecamatan Ajung. Ia mendampingi bibinya untuk menjalani perawatan dan pengobatan di RSD dr Soebandi.
"Pengalaman saya tentang J-Keren ini sangat membantu bagi saya, ternyata memang benar-benar (dilaksanakan)," katanya, Kamis (18/7/2024).
Baca juga: Penutupan Akses Jalan Masuk Sekolah oleh Takmir Masjid di Jember Tuai Polemik
"Setelah bude (bibi) saya dinyatakan pulang, keluar dari ruang rawat ini dan mengurus administrasi tidak dikenakan biaya apapun. Baik biaya rawat inap, darah dan sebagainya," sambungnya.
Seandainya tidak ada program J-Keren Pemkab Jember, dengan sangat terpaksa keluarganya harus menanggung beban biaya. Sedangkan kartu berobat seperti BPJS Kesehatan tidak memiliki.
"Pastinya saya tidak tahu, cuma kalau saya hitung pribadi darahnya saja habis 7 kantong. Bayangkan, 1 kantong kemarin infonya 500 ribu lebih sudah. Tinggal dikalikan sudah, biaya kamarnya, sama obat. Bisa hampir habis 5 juta lebih," urainya.
Baca juga: Ibu asal Jember Melahirkan di Area Perkebunan, Tak Kuat Menuju Rumah Bidan
Jaelani mengaku, mengetahui program J-Keren pengobatan gratis dengan hanya syarat KTP Jember diketahui saat berobat ke Puskesmas.
"Saya diberitahu jika ada program J-Keren dari Pemerintah Kabupaten Jember melalui Bupati Hendy, terkait pengobatan gratis," ucap dia.
Namun menurutnya, program J-Keren sangat membantu, namun saat pengurusannya memerlukan waktu yang cukup lumayan lama.
Baca juga: Gencar Turunkan Stunting, Pemkab Jember Minta TPPS Buka Info Fakta Lapangan
"Kalau kendala tidak ada, hanya pengurusan berkas lama. Kalau J-Keren dikatakan membantu bagi saya dan keluarga, program ini membantu," ungkapnya.