jatimnow.com - Pembangunan proyek Surabaya Waterfront Land (SWL) dipastikan akan mengeksploitasi laut secara besar-besaran. Proyek ini diperkirakan mereklamasi seluas 1.084 hektare, dengan luas tanah pesisir pantai yang membentang dari Surabaya utara (Kenjeran) hingga selatan (Rungkut).
Rancangan pembangunan tersebut terdiri dari 4 blok. Dengan nilai biaya sebesar Rp72 triliun. Proyek ini akan mengubah wajah Kota Pahlawan menjadi waterfront ala Singapura.
Juru Bicara PT Granting Jaya Agung Pramono selaku pengembang mengungkapkan, 4 blok yang akan ia susun memiliki peruntukan yang beragam.
Baca juga: Pembangunan Surabaya Waterfront Land, Eri Cahyadi Janji Pertahankan Lingkungan
"Proyek ini akan dimulai setelah izin reklamasi keluar, yang diharapkan selesai dalam waktu dekat. Kami akan segera melakukan sosialisasi kepada para nelayan dan pihak terkait lainnya," ujar Agung, ditemui di Kenpark Surabaya, Kamis (25/7/2024).
Blok A, memiliki luas 84 hektare dengan fungsi menjadi pusat pariwisata dan hunian, lengkap dengan perkantoran, hotel, ruko, dan kawasan rekreasi. Blok ini juga akan memiliki area konservasi mangrove yang memperkaya ekosistem pesisir.
Blok B seluas 120 hektare akan didedikasikan untuk zona perikanan. Blok ini akan dilengkapi dengan pelabuhan modern, pasar ikan segar, cold storage, pusat lelang perikanan, fasilitas pemeliharaan kapal, pusat perbelanjaan, industri olahan hasil laut, UMKM hasil laut, balai latihan perikanan, pusat pembibitan serta perumahan nelayan modern.
Baca juga: Warga Keberatan Proyek Surabaya Water Frontline, Ini Sikap DPRD Jatim
Blok C seluas 260 hektare akan menjadi zona kemaritiman, menampung kompleks marina, museum maritim nasional, convention center, hotel, dermaga, pusat pengembangan ilmu pengetahuan kemaritiman, perguruan tinggi aspek kemaritiman, ruko, area komersial, villa estate, apartemen, dan kompleks pendidikan umum.
Blok D utara seluas 620 hektare akan menjadi pusat hiburan dan bisnis, dengan hall pertunjukan, hotel, apartemen,kompleks ruko, SWL Square, pasar produk ekonomi kreatif, dan industri zero emission yang ramah lingkungan.
Agung Optimistis, SWL bisa menjadi wajah baru dalam menopang pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Lebih lagi, bisa menjadi pusat ekomomi ataupun transit jalur dagang.
Baca juga: Risma - Gus Hans Bersama Warga Tolak Reklamasi di Surabaya
"SWL akan menjadi salah satu kunci dalam memaksimalkan potensi Surabaya sebagai pusat ekonomi dan logistik di kawasan timur Indonesia," pungkas Agung.