jatimnow.com - Kemarau panjang melanda Dusun Bungur, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo. Wilayah tersebut kekeringan hingga mengalami krisis air bersih yang parah.
Warga setempat kini terpaksa berjalan kaki ke dalam hutan untuk mendapatkan air bersih. Pasalnya, sumur-sumur di desa mereka sudah mengering.
Beberapa warga terlihat bersiap-siap menuju hutan untuk mencari air, Selasa (3/9/2024). Aktivitas ini telah mereka lakukan selama dua bulan terakhir, dengan jarak tempuh hingga 2 kilometer.
Baca juga: Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
"Setiap kemarau, kami harus berjalan kaki untuk mengambil air. Hari ini saya pergi bersama cucu saya, karena tidak ada yang menjaga di rumah. Sambil menggendong cucu, saya juga membawa pulang air,” ujar Misenah, salah satu warga Desa Munggu.
Misenah menjelaskan bahwa air yang diambil dari hutan digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, minum, mencuci, hingga mandi. Namun, dia juga mengakui bahwa air yang didapatkan seringkali tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata
“Krisis air bersih sudah berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Jika ditanya cukup atau tidak, jawabannya tentu tidak cukup,” ungkapnya.
Kepala Dusun Bungur, Tukimun, menyatakan bahwa ada dua RT di Dusun Bungur yang terdampak kekeringan, dengan total 120 KK atau sekitar 400 jiwa yang mengalami krisis air bersih.
“Sudah dua bulan warga mencari air di hutan. Karena memang tidak ada alternatif lain,” kata Tukimun.
Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air
Ia menambahkan, setiap musim kemarau, warga Dusun Bungur harus mandi dan mengambil air di hutan, dengan perjalanan yang cukup jauh.
“Kami berharap ada bantuan dari pemerintah, terutama dalam bentuk pembuatan sumur bor yang lebih dalam untuk mengatasi krisis air bersih ini,” pungkasnya.