jatimnow.com - Belasan desa di Kabupaten Tulungagung mengalami krisis air bersih. Musim kemarau berkepanjangan membuat ribuan warga kesulitan mendapat pasokan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Saat ini mereka hanya bisa mengandalkan suplai air bersih dari BPBD setempat. Musim kemarau ini diprediksi masih akan terjadi hingga bulan Oktober mendatang.
Kepala BPBD Tulungagung, Robinson Parsaoran Nadeak mengatakan, bencana kekeringan di Kabupaten Tulungagung sudah terjadi sejak Juli 2024. Hal ini disebabkan musim kemarau berkepanjangan. Saat ini ada 13 desa di 8 kecamatan yang mengalami bencana kekeringan.
Baca juga: Pasokan Air Sumber Umbulan ke Perumda Delta Tirta Sidoarjo Turun, Ini Akibatnya
"Akibat musim kemarau banyak sumur-sumur warga yang mengalami penurunan debit air. Termasuk sumber mata air yang mulai mengering," ujarnya, Sabtu (14/9/2024).
Berdasarkan data BPBD Tulungagung bencana kekeringan ini berdampak terhadap 3.023 kepala keluarga yang mengalami mengalami kesulitan air bersih. Kini warga yang terdampak bencana kekeringan hanya mengandalkan bantuan air bersih. BPBD Tulungagung memiliki 4 truk tanki air bersih berkapasitas 5.000 liter.
Baca juga: Petani Terancam Gagal Panen, PU Bina Marga dan SDA Jember Minta Pembagian Air Merata
"Setiap hari kami mengirimkan secara berkala air bersih kepada warga yang terdampak kekeringan," jelas Robinson.
Hingga saat ini, BPBD Tulunagung telah mengirim 740.000 liter air bersih. Bantuan air bersih juga dilakukan oleh instansi lain. Berdasarkan prakiraan BMKG bencana musim kemarau akan berlangsung hingga Oktober 2024 mendatang.
Baca juga: Petani di Tamansari Jember Terancam Gagal Panen Lagi, Tidak Dapat Jatah Air
"Semoga musim kemarau segera berakhir dan masyarakat yang terdampak kekeringan mudah mendapatkan air bersih kembali," pungkasnya.