jatimnow.com – Setelah hampir 4 jam menunggu, akhirnya Kepala SMKN 1 Surabaya datang ke sekolahnya dan menemui wali murid yang ingin meminta klarifikasi dugaan penamparan kepada anaknya.
Saat itu, Bahrun melakukan tindak kekerasan kepada tiga siswanya, yaitu RA ditampar, MZ dijambak dan dicubit serta ZU ditampel tangannya.
Dalam pertemuan itu, Bahrun menemui kedua orang tua RA, Budi Sugiharto beserta istrinya Ari Suwita dan dua siswa lain serta didampingi petugas kepolisian yaitu Kapolsek Wonokromo Kompol Rendy Surya.
Baca juga: 9 Kepala Sekolah di Jember Diperiksa Kejari, Diduga Korupsi Dana BOS
Pada kesempatan itu, Bahrun meminta maaf kepada orang tua siswa apabila itu dinilai tindak kekerasan. Sebab, dia hanya ingin anak-anaknya itu belajar dengan sungguh-sungguh.
"Saya minta maaf kepada orang tua, jika apa yang saya lakukan tadi dianggap kekerasan, saya minta maaf mungkin khilaf. Ini kan pendidikan saya ingin anak-anak ini belajar dengan sungguh- sungguh. Karena kami ingin sekolah ini prestasinya bagus di depan masyarakat. Saya ndak tau sama sekali kalau dia anak inklusi," kata Bahrun dalam pertemuan itu.
Baca juga: Siswa Inklusi SMKN 1 Surabaya Ditampar Kepsek
Bahkan, ia mengatakan apabila sejak awal tahu bahwa RA merupakan anak inklusi, dia tidak akan berbuat seperti itu. Ke depannya ia tidak akan mengulangi hal tersebut dan melakukan cooling down yang dianggap tidak pantas saat belajar mengajar.
Baca juga: Oknum Kepsek dan Guru Berselingkuh di Sumenep Diajukan Pemberhentian Sementara
"Kalau saya tau ya saya ngga mungkin gitu, kami ndak tau karena tadi kan saya lihat kelasnya kok kosong. Sekolah ini kan sekolah mutu, saya itu ingin anak-anak sungguh-sungguh baik. Kalau baik yang bangga kan orang tuanya nanti. Selanjutnya, kita cooling down kalau itu emang dianggap oleh masyarakat salah," tandasnya.
Sementara itu, Ari Suwita, orang tua RA juga mengatakan bahwa seorang Ibu menitipkan anak kepada sekolah secara baik-baik. Ia menyesalkan anaknya menjadi korban tindak kekerasan terhadap gurunya sendiri.
"Saya berterimakasih kepada teman-temannya sudah mendukung karena tadi ketua kelasnya cerita sampai detail kepada saya sampai seisi kelas semua menangis. Mereka menyesalkan kenapa kok RA?," keluhnya.
Pertemuan ini pun diakhiri dengan damai dari kedua belah pihak dan juga Kepala Sekolah SMKN 1 Surabaya sudah menandatangani surat pernyataan permohonan maaf kepada pihak orang tua. Bahkan, mereka pun bersalaman.
Baca juga: Oknum Kepsek di Sumenep Diduga Selingkuh dengan Guru, Suami Lapor Polisi
Oleh karena itu, Kompol Rendy berpesan kepada Bahrun agar tidak mengulangi kembali perbuatannya tersebut.
"Kalau memang tujuan bapak seperti itu saya setuju. Tapi lain kali bisa dibicarakan ke guru kelasnya dan jangan dengan kekerasan. Ini orang tua sudah berbesar hati memaafkan bapak," jelas Rendy.