jatimnow.com - Gelaran Wisuda Sarjana ke-46 dan Magister ke-34 Universitas Narotama menjadi momen spesial bagi Putu Adi Purnomo Djingga Wijaya. Pria dengan disabilitas asal Denpasar, Bali itu berhasil meraih gelar Magister Kenotariatan, Sabtu (29/9/2018).
Sejak lahir, Putu mengalami keterbatasan pada bagian tubuhnya yakni kedua kaki dan kedua tangan yang tidak bisa digerakkan.
Wayan, Ibunda Putu, menceritakan bahwa sejak hamil memang putranya itu dalam keadaan sungsang atau posisi bayi dalam kandungan tidak normal. Meskipun, sudah beberapa kali menjalani terapi, namun tidak berhasil.
"Kemudian saat melahirkan secara normal, Putu harus divakum di bagian pantat karena keadaan sungsang tersebut. Sehingga, Putu sempat kesulitan bernapas dan menelan dan harus berada di rumah sakit selama satu bulan," ceritanya.
Saat sudah kembali pulang, keadaan Putu pun normal dan bisa menggerakkan kaki dan tangannya. Namun ketika memasuki usia 6 bulan, Putu yang seharusnya sudah bisa duduk tapi bagian tubuhnya lemas.
Tahun 2008, Putu menjalani operasi pertamanya di Taiwan dan berhasil membenahi bagian tubuhnya sebelah kiri.
"Ketika akan dilanjutkan operasi kedua untuk bagian tubuh sebelah kanan, Putu mengalami penolakan pada obat dan sekujur tubuhnya melepuh," lanjut Wayan.
Putu pun sudah menerima keadaan dirinya dan menjalani hidup dengan berkuliah sarjana di Universitas Wijaya Kusuma. Meski telah di takdirkan dalam keadaan disabilitas, semangat yang dimiliki Putu melebihi orang normal serta mampu menyelesaikan kuliah hingga jenjang S2.
"Sebenarnya setelah lulus S1 saya ingin bekerja saja, tapi Mama mendorong untuk melanjutkan S2. Akhirnya saya hanya sempat bekerja selama 7 bulan kemudian memilih melanjutkan di Magister Kenotariatan Universitas Narotama," kata Putu.
Selama menempuh pendidikan, Putu dibantu oleh sang ibu dan ayah untuk berjalan dan menaiki tangga.
"Mama sangat membantu saya dan memotivasi saya untuk terus sekolah. 80 persen gelar yang saya dapat ini adalah berkat bantuan Mama," ujarnya.
Memiliki keterbatasan sejak kecil, pria kelahiran 4 Mei 1988 itu sudah terbiasa dengan komentar orang mengenai keadaannya.
"Saat SD saya pernah mendapat hinaan dari teman-teman. Waktu itu saya hanya bisa melapor pada orangtua dan yang mereka bilang adalah agar saya tidak perlu memikirkan omongan orang lain. Itu yang membuat saya kuat. Saya sekarang lebih cuek dengan apapun omongan orang," tuturnya.
Putu berpesan pada para penyandang disabilitas agar terus mengembangkan diri.
"Kuncinya jangan minder. Cuek saja dengan omongan orang dan terus bergerak maju. Jangan sampai keadaan membatasi kita," tutupnya.
Inspiratif, Mahasiswa Difabel Raih Gelar Magister Kenotariatan
Sabtu, 29 Sep 2018 15:42 WIB
Reporter :
Farizal Tito
Farizal Tito
Berita Surabaya
EastFood & EastPack Surabaya 2025: Inovasi, Kuliner, dan Peluang Bisnis Global
5 Olahan Jeroan Sapi atau Kambing yang Mudah Dibuat di Rumah
BTN Hadirkan Layanan Digital Store di Royal Plaza Surabaya
Sun Life Hoops+Health 3X3 Basketball Challenge: Promosikan Gaya Hidup Olahraga
5 Resep Olahan Daging Kambing yang Simpel Dibuat di Rumah
Berita Terbaru
Serius Tangani Stunting, Gus Fawait Dorong NU dan Ormas di Jember Dirikan Faskes
Melihat Lomba Arak-arakan Kambing, Tradisi Unik Idul Adha di Kalitutup Gresik
Hari Raya Idul Adha, Rektor UIN KHAS Jember: Penting Lahirkan Sosok Nabi Ibrahim Baru
Hadir dengan Wajah Baru, Pujasera Joglo Petro Tawarkan Beragam Kuliner Lezat
Industri Pakan Ternak Terbesar se-Asia Tenggara akan Dibangun di Lamongan
Tretan JatimNow
Agus Hermanto, Guru Pelosok Banyuwangi Sang Penjaga Mimpi Anak Desa
Kisah Wanita Single Parent jadi Pengemudi Ojol di Jember, Bawa Anak Tiap Hari
Kisah Wiwin Isnawati, dari Penjual Beras ke Kursi Legislatif DPRD Jatim
Profil Sofie Imam, Warga Tulungagung Asisten Pelatih Fisik Timnas Dampingi PK
Terpopuler