Teater Api Indonesia Gelar Surup di Hamburg Jerman, Bawa Pesan Budaya

Sabtu, 16 Nov 2024 16:18 WIB
Reporter :
jatimnow.com
Salah satu adegan pertunjukan Surup oleh Teater Api Indonesia. (Foto: Naufal for jatimnow.com)

jatimnow.com - Seorang pria menghadap ke arah dinding, mengangkat kedua tangannya, seolah memanjatkan doa. Namun beberapa menit kemudian, ia memukuli dirinya sendiri dengan keras.

Adegan yang mengawali pertunjukan Teater Api Indonesia berjudul Surup di Schauspielschule Bühnenstudio Bunker Hamburg Jerman ini membuat puluhan penonton tersentak.

Adegan berlanjut pada seorang perempuan membawa selembar kain 'jarit'. Perempuan itu pun menari, namun tarian yang dilakukan membawa imajinasi penonton pada proses kelahiran manusia, yang kemudian disusul beberapa adegan dari para aktor lainnya.

Baca juga: BBJT Gelar Festival Teater Berbahasa Daerah, 20 SMA/SMA dan Sanggar Adu Akting

Pertunjukkan teater yang berlangsung sekitar 1 jam ini membawa pesan tentang siklus kehidupan manusia dalam kebudayaan Jawa.

"Dari awal manusia berada dalam kandungan seorang ibu, hingga kemudian dilahirkan, menjadi anak anak, hingga kemudian dewasa, menjadi tua dan kemudian meninggal dunia, dalam budaya Jawa sarat dengan nilai spiritual," ucap Sutradara Luhur Kayungga saat sesi Artist Talk, usai pertunjukkan, Jumat (15/11/2024).

"Salah satu contohnya, saat menjelang malam, atau senja hari, atau dalam Bahasa Jawa yaitu surup, masyarakat Jawa mempercayai bahwa anak-anak harus masuk ke dalam rumah, supaya tidak diculik dedemit atau mahluk halus. Nilai spiritual ini sangat kental dalam keseharian masyarakat Jawa," lanjut Luhur.

Namun, di sisi lain, Surup juga bermakna sebagai titik perjalanan manusia menuju tua. Pada titik ini, manusia mengalami perubahan dan penurunan kemampuan fisik. Pada titik ini pula, manusia kembali merefleksi kehidupannya di masa lampau, dan memandang masa depan dengan kepasrahan yang dalam.

Baca juga: Ancaman Kacabdindik Bojonegoro, 3 Pelajar Lamongan Tewas, dan 30 Tahun Perjalanan Teater Api Indonesia

Senada, salah satu aktor Galuh Tulus Utama, yang berprofesi sebagai dosen pengajar teater di Universitas Jambi, mengatakan, bahwa dalam proses berteater di dalam komunitas ini, dirinya diajak untuk memandang diri sendiri dan orang lain secara lebih jujur, agar dapat menempatkan diri dan orang lain dalam porsi yang tepat.

\

Sementara sejumlah penonton mengaku takjub dengan pertunjukkan yang berbasis pada teater tubuh ini.

"Sangat menarik. Sejak awal pertunjukan sampai akhir, rasanya tegang terus. Sebelumnya, saya tidak tahu ada pertunjukan teater tanpa dialog kata-kata bisa dimainkan seperti ini," ucap Chocho, warga Jerman dalam bahasa Inggris.

Pertunjukan teater asal Surabaya yang digelar selama 2 hari, Jumat (15/11/2024) dan Sabtu (16/11/2024), dimainkan oleh 6 aktor yaitu Soleh, Slamet Gaprax, Naryo Pamenang, Yati, Galuh Tulus Utama, Dedik Obenk, dengan sutradara Luhur Kayungga, dan penata lampu Masbro Dayat.

Baca juga: Menyaksikan Drama Hikayat Selembar Tubuh, Dilakoni Lima Anak ABH

Pertunjukkan ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, bersama KJRI, Wisma Jerman, Playstation Theater, Schauspielschule Bühnenstudio Hamburg, serta Pemerintah Kota Hamburg.

 

 

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler