Sejumlah Temuan DPRD Saat Sidak Proyek RPH Osowilangun Surabaya

Selasa, 05 Agu 2025 17:45 WIB
Reporter :
Ni'am Kurniawan
DPRD Surabaya sidak proyek RPH Osowilangun (foto: Ni'am/jatimnow.com)

jatimnow.com - Komisi B DPRD Surabaya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi pembangunan Rumah Potong Hewan (RPH) sapi di kawasan Osowilangun, Surabaya Barat, Selasa (5/8/2025). 

Proyek ini dirancang sebagai pengganti dua RPH lama di Pegirian dan Kedurus yang dinilai sudah tidak lagi representatif.

Direktur Utama RPH Surabaya, Fajar Isbugroho, menyampaikan bahwa pembangunan RPH baru merupakan bagian dari upaya modernisasi layanan pemotongan hewan di Kota Pahlawan. Namun, ia mengakui masih terdapat sejumlah kekurangan yang perlu segera dibenahi.

Baca juga: RPH Surabaya Pastikan Pasokan Daging Sapi Aman jelang Nataru

"Fasilitas ini belum sepenuhnya siap. Handrail belum terpasang, finishing bangunan belum selesai, dan yang paling krusial adalah kapasitas kandang penampungan yang belum mencukupi,” ujar Fajar.

Fajar menjelaskan bahwa sesuai standar operasional prosedur (SOP), sapi harus diistirahatkan minimal 10 jam sebelum disembelih. 

Namun, kapasitas kandang saat ini hanya mampu menampung sekitar 200 ekor sapi, jauh dari kebutuhan ideal sebanyak 500 ekor—terdiri dari 300 sapi lokal dan 200 sapi impor.

Baca juga: Terima Aduan Pedagang Ampel, DPRD Surabaya Diminta jadi Penyambung Lidah

"Jika Pegirian langsung ditutup total dan semua dipindah ke sini, akan timbul masalah. Kami harap perpindahan dilakukan secara bertahap,” tambahnya.

\

Sementara Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Farizd Afif, menyoroti kondisi tanah lokasi pembangunan yang disebut sebagai bekas lahan sampah. Ia menyebut struktur tanah di Osowilangun menyerupai tanah gambut yang goyang dan rawan retak.

"Seharusnya sejak awal dilakukan pembersihan total. Retakan-retakan ini bisa menjadi masalah serius ke depan,” tegas Farizd.

Baca juga: RPH Khusus Babi Banjarsugihan Surabaya Mulai Beroperasi

Komisi B juga menekankan pentingnya penambahan kapasitas kandang agar proses pemotongan hewan sesuai SOP. Selain itu, sosialisasi kepada para jagal dinilai krusial, mengingat lokasi baru lebih jauh dari pusat kota.

"Kami paham ada kekhawatiran soal jarak dan transportasi. Tapi mereka harus diberi pemahaman bahwa fasilitas baru ini lebih modern dan menjanjikan,” ujar Afif.

Meski masih banyak catatan, Komisi B melihat potensi besar dari RPH Osowilangun. Farizd mendorong pengembangan lini usaha tambahan seperti penggemukan sapi, pengolahan limbah rumen, hingga produksi pupuk organik. Langkah ini dinilai dapat meningkatkan kontribusi RPH sebagai perseroda terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler