jatimnow.com – Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) menggelar pembukaan Masa Orientasi (MOX) 2025 dengan cara yang unik dan kreatif. Ribuan mahasiswa baru dari kalangan Gen-Z memeriahkan acara dengan menerbangkan layang-layang sebagai simbol kebebasan dan keberanian dalam menyampaikan aspirasi. Acara ini berlangsung di halaman UM Surabaya pada Rabu (17/9/2025).
Rektor UM Surabaya, Mundakir, menjelaskan bahwa layang-layang dipilih sebagai media ekspresi untuk memberikan pesan kepada mahasiswa agar berani bermimpi setinggi mungkin tanpa batas.
"Simbol layangan ini kita ingin memberikan pesan kepada mahasiswa untuk bebas bermimpi sebebas-bebasnya, setinggi-tingginya, tanpa batas, apapun yang diinginkan bisa dilakukan seperti layang-layang bisa terbang kemanapun," ujarnya.
Baca juga: Permudah Tata Kelola Aset, UM Surabaya Kembangkan Aplikasi Inventori AUM
Selain menerbangkan layang-layang, MOX 2025 juga menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari mahasiswa baru UM Surabaya. Di antaranya adalah Moch. Samsuri, penerima beasiswa difabel yang baru memulai kuliah di usia 37 tahun, Yulius Kegou, mahasiswa asal Papua yang meraih beasiswa setelah berhari-hari di kapal untuk sampai di Surabaya, serta Agus Baijuri dan Rois Hartitin, pasangan suami istri yang kompak menjadi mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran.
Ada juga Amelia Mardiyana, mahasiswa berprestasi yang berhasil masuk FK UM Surabaya dengan beasiswa, dan Nurul Abida Fauzia, anak petani yang bisa kuliah gratis berkat hafal 30 juz Al-Quran.
UM Surabaya juga memberikan beasiswa senilai total 16 miliar rupiah untuk mahasiswa baru tahun 2025. "Beasiswa yang kita sediakan mencapai 10,1 miliar dengan berbagai skema yang disediakan," kata Mundakir.
Baca juga: Gerakan Kabur Aja Dulu, 30 Mahasiswa UM Surabaya Pilih Singapura
Tahun ini, UM Surabaya menerima 4.018 mahasiswa baru dari berbagai program studi, termasuk program reguler, RPL, profesi, dan PPG. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai sekitar 3.800 mahasiswa.
Mundakir menegaskan bahwa orientasi di UM Surabaya tidak lagi menggunakan cara-cara perpeloncoan.
Baca juga: TempeFast UM Surabaya Atasi Masalah Produksi Tempe UMKM, Kualitas Terjamin!
"Kita hanya ingin membangun semangat, membangun mindset untuk maju, untuk berkembang, menggapai cita-cita dari manapun adik-adik mahasiswa itu berada," terangnya.
UM Surabaya juga menegaskan pentingnya daya saing global bagi mahasiswa. Saat ini, 30 mahasiswa UM Surabaya sedang mengikuti program upskilling yang dibiayai oleh Temasek Foundation di Singapura.
Selain itu, 15 mahasiswa akan mengikuti program double degree di St. John University Taiwan, serta program KKN Internasional di Korea Selatan dan Arab Saudi.