jatimnow.com - Usia muda bukan alasan untuk berhenti bermimpi. Hal itu dibuktikan oleh dua mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Davina Panorama Viradhika dan Wan Sabrina Mayzura.
Pada Wisuda ITS ke-132 yang digelar mulai Sabtu (20/9/2025), keduanya resmi menyandang gelar sarjana di usia baru 20 tahun 4 bulan.
Perjalanan mereka tidak singkat. Masing-masing ditempa oleh proses panjang sejak bangku sekolah hingga akhirnya menuntaskan studi sarjana dalam delapan semester.
Baca juga: Tim Anargya ITS Sabet Juara di FSAE Japan 2025
Davina, mahasiswi S1 Teknik Industri, lahir di Malang pada 25 Mei 2005. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan ritme belajar cepat.
Saat di SMPN 3 Malang, Davina mendapat kesempatan mengikuti program akselerasi dan berhasil lulus hanya dalam dua tahun. Hal serupa kembali terulang di SMAN 3 Malang, membuatnya menyelesaikan sekolah lebih cepat dibanding teman sebayanya.
“Saya kembali dipilih untuk program akselerasi saat SMA karena sudah pernah ikut program serupa di SMP. Awalnya sulit beradaptasi, tapi lama-lama terbiasa dengan ritme belajar yang padat,” ungkap putri pasangan Dandung Kusdiantoro dan Tatik Yuniati itu.
Di ITS, Davina tidak hanya fokus pada akademik. Ia aktif dalam kepanitiaan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI), khususnya Departemen Industrial Engineering (IE) Fair. Kesempatan menjadi asisten laboratorium juga membawanya berkunjung ke sejumlah perusahaan besar, termasuk PT Insera Sena, produsen sepeda Polygon.
Setelah resmi diwisuda akhir September nanti, Davina berencana mengeksplorasi pengalaman kerja.
“Saya ingin mencoba magang di berbagai bidang yang sesuai dengan minat dan jurusan. Saat ini fokus saya mencari pengalaman sebanyak mungkin,” tutur Davina yang gemar bermain basket dan musik.
Baca juga: Profesor ITS Kembangkan Satelit Altimetri Pantau Kenaikan Muka Laut di Indonesia
Berbeda dengan Davina, Sabrina memulai pendidikan lebih cepat sejak SD. Gadis kelahiran Pekanbaru, 20 Mei 2005, itu sudah masuk SDN 50 Bengkalis pada usia lima tahun.
“Saat itu tidak banyak sekolah yang mau menerima anak seusia saya. Jadi saya bersyukur bisa mulai sekolah lebih awal,” kenang putri pasangan Wan Muhammad Faizal dan Dariana.
Perjalanan akademiknya terus melesat. Lulus SMA lebih cepat dari SMAN 8 Pekanbaru dengan Beasiswa Pemprov Riau, Sabrina sudah duduk di bangku kuliah ITS saat usianya baru 16 tahun.
Di kampus, ia aktif tidak hanya di kelas, tetapi juga dalam kegiatan sosial. Ia ikut kepanitiaan dan pengabdian masyarakat, salah satunya melalui KKN Abmas.
Kini, selepas diwisuda pada hari pertama Wisuda ke-132, Sabrina melanjutkan pendidikan pascasarjana di ITS lewat beasiswa FAST-D. Ia bahkan menargetkan bisa menyelesaikan program S2 dan S3 sekaligus.
Baca juga: Penjual Jus Buah Surabaya Kini Lebih Keren dengan Rombong Baru
“Saya ingin agar ilmu ini tidak hanya berhenti pada diri saya, tapi juga bisa berdampak lebih luas bagi masyarakat,” ujar sulung dari dua bersaudara itu.
Semangat Sabrina sejalan dengan komitmen ITS terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 tentang pendidikan berkualitas.
Kisah Davina dan Sabrina menjadi bukti bahwa dengan konsistensi, dukungan keluarga, serta kesempatan yang tepat, generasi muda mampu menembus batas usia.
ITS, melalui para lulusannya, kembali menunjukkan perannya dalam mencetak sumber daya manusia unggul yang siap memberi kontribusi nyata bagi bangsa.