jatimnow.com - Kompleksitas industri kimia modern menuntut solusi inovatif dan berkelanjutan. Guru Besar ke-234 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof. Juwari, menawarkan gagasan integrasi efisiensi proses, keselamatan kerja, dan kepedulian lingkungan sebagai kunci mewujudkan industri kimia yang berkelanjutan.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof Juwari menegaskan peran vital industri kimia sebagai tulang punggung kehidupan modern. "Hampir seluruh kebutuhan manusia bergantung pada produk kimia. Namun, manfaat ini juga membawa potensi bahaya," ujarnya.
Menurutnya, tantangannya adalah bagaimana membuat industri kimia selamat, ramah lingkungan, dan tetap menguntungkan. Rekayasa sistem dan keselamatan proses adalah jawabannya.
Baca juga: 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Jalan Tegas Kemandirian Energi Nasional
Alumnus S1 Teknik Kimia ITS ini menjelaskan bahwa rekayasa sistem proses berfokus pada desain pabrik yang efisien, hemat energi, dan minim limbah. Keselamatan proses melengkapi rekayasa sistem dengan mencegah risiko sejak awal melalui konsep Layer of Protection Analysis (LOPA).
Prof. Juwari juga mengingatkan amanah UUD 1945 yang mencakup perlindungan karyawan, aset industri, dan pasokan kebutuhan masyarakat.
Baca juga: Panel Surya ITS Atasi Krisis Listrik di Kampung Hidroponik Surabaya
Prof. Juwari menghubungkan risetnya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab. Ia mendorong integrasi energi bersih, pemanfaatan limbah, dan penerapan standar keselamatan internasional seperti Process Safety Management (PSM) di industri kimia Indonesia.
"Ini penting agar industri tetap kompetitif, berkelanjutan, dan aman bagi masyarakat," tegasnya.
Prof. Juwari juga menawarkan inovasi keilmuan, seperti optimasi jaringan hidrogen, metode kontrol sistem multivariabel, dan simulasi dispersi bahan kimia menggunakan computational fluid dynamics. Inovasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi industri dan menekan risiko kecelakaan kerja.
Baca juga: ITS Jadi Katalisator, 1.600 Wirausaha SMA Double Track Jatim Torehkan Rekor MURI
Guru besar yang aktif di Laboratorium Rekayasa Sistem Proses Departemen Teknik Kimia ITS ini berharap kontribusinya dapat mengakselerasi transformasi industri nasional. Dengan pengembangan ilmu yang selaras dengan kebutuhan energi bersih, teknologi cerdas, dan budaya keselamatan, industri kimia Indonesia diyakini dapat bertahan dan berkembang di tengah persaingan global.
"Industri kimia harus sustain agar masyarakat yang bekerja maupun tinggal di sekitarnya merasa aman, serta kebutuhan industri tetap terjaga pasokannya," pungkasnya.