Untag Surabaya Perkuat Langkah Internasionalisasi Lewat FGD Tiga Negara

Selasa, 28 Okt 2025 22:04 WIB
Reporter :
Ali Masduki
Focus Group Discussion (FGD) akademisi dari tiga negara, yakni Australia, Filipina, dan Indonesia, di Untag Surabaya. (Foto: Humas Untag Surabaya for JatimNow.com)

jatimnow.com - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menegaskan langkah serius menuju kampus berkelas dunia dengan menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama akademisi dari tiga negara, yakni Australia, Filipina, dan Indonesia.

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Rektorat Gedung R. Ing. Soekonjono lantai tiga, ini menjadi bagian dari upaya memperluas jejaring akademik internasional dan mendorong kolaborasi riset lintas negara.

FGD tersebut menghadirkan tiga pakar internasional: Prof. Ian Buchanan dari University of Wollongong (Australia), Prof. Dr. Jessie Barot dari National University (Filipina), dan Prof. I Ketut Artawa dari Universitas Udayana (Indonesia).

Baca juga: Gugatan Batas Usia Pemuda Dinilai Egois dan Hambat Regenerasi

Dari pihak Untag Surabaya, hadir jajaran pimpinan universitas, para dekan, serta perwakilan Badan Kerja Sama dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM).

Kegiatan FGD ini merupakan tindak lanjut dari kesuksesan konferensi internasional bertajuk “Cultural Dialogues: English Studies in a Globalized World”, yang untuk keempat kalinya digelar di Indonesia dan kali ini dipercayakan kepada Untag Surabaya sebagai tuan rumah.

Rektor Untag Surabaya, Prof. Mulyanto Nugroho, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat visi internasionalisasi kampus.

“Mari kita manfaatkan momentum ini untuk memperluas jejaring kerja sama internasional melalui kolaborasi penelitian, publikasi bersama, dan program pertukaran mahasiswa sebagai bagian dari misi internasionalisasi Untag Surabaya,” tegas Prof. Mulyanto.

Dalam sesi diskusi, Prof. Jessie Barot dari Filipina menyampaikan apresiasinya terhadap keterbukaan Untag dalam menjalin kolaborasi akademik.

“Sebagai Kepala Divisi Penelitian di National University Filipina, saya sangat tertarik bekerja sama dengan Untag Surabaya. Kegiatan seperti ini memberi peluang besar untuk bertukar gagasan dan memperkuat jejaring riset antarnegara,” ujarnya.

Ketua Bidang Pengembangan Program dan Akreditasi Internasional Untag Surabaya, Eka Marliana, menyoroti pentingnya mengetahui mekanisme kerja sama di tiap universitas mitra.

Menanggapi hal itu, Prof. Jessie menekankan prinsip timbal balik dalam setiap kolaborasi. “Kerja sama biasanya dimulai dari diskusi kecil, lalu berkembang menjadi proyek penelitian bersama. Targetnya adalah publikasi di jurnal bereputasi tinggi yang terbuka bagi seluruh universitas ASEAN,” jelasnya.

Baca juga: Pemilihan Ketua IKBA Untag Surabaya 2025-2029 Resmi Dibuka

Sementara itu, Prof. Ian Buchanan dari University of Wollongong menyoroti pentingnya menjadikan Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai fokus riset bersama.

\

“Kami sangat senang dapat berpartisipasi dalam kolaborasi ini, terlebih jika kerja sama ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan,” paparnya.

Hal senada disampaikan Prof. I Ketut Artawa dari Universitas Udayana, yang berbagi pengalaman membangun kolaborasi global.

“Kunci keberhasilan kerja sama internasional adalah hubungan personal yang baik antar dosen. Kepercayaan dan komunikasi menjadi dasar kuat untuk membuka peluang riset bersama,” katanya.

Ketua Badan Kerja Sama Untag Surabaya, Prof. Slamet Riyadi, menambahkan bahwa kampusnya telah memiliki berbagai kerja sama internasional di Asia.

Baca juga: Untag Surabaya Raih Penghargaan BEST POSTER di Ajang GIHN 2025

“Kami sudah menjalin kolaborasi dengan universitas di Thailand yang kini mengirimkan mahasiswanya magang di Untag Surabaya, serta mahasiswa kami yang magang di Jepang. Selain itu, ada penelitian bersama dengan dosen dari Malaysia. Harapannya, kerja sama ini terus berkembang dan berkelanjutan,” ujarnya.

Ketua Pusat Penelitian Untag Surabaya, Achmad Yanu, juga turut menggali potensi riset bersama yang relevan dengan tren global. Ia menilai FGD seperti ini memperkuat posisi Untag sebagai universitas nasionalis yang berpikir global.

Melalui kegiatan FGD ini, Untag Surabaya kembali menegaskan komitmennya untuk memperluas jaringan akademik global sekaligus memperkokoh perannya sebagai “Kampus Merah Putih yang Berorientasi Global”.

Langkah strategis ini menjadi bagian dari roadmap internasionalisasi Untag Surabaya yang berfokus pada riset kolaboratif, mobilitas mahasiswa, dan peningkatan reputasi akademik di kancah dunia.

“Kami ingin memastikan bahwa setiap langkah internasionalisasi tetap berakar pada nilai kebangsaan, namun terbuka pada kolaborasi global,” tutup Prof. Mulyanto.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler