jatimnow.com-DPD Partai Golkar Tulungagung menggelar bedah buku bertema sejarah banjir dan penanggulangannya. Buku karya Latif Kusairi ini berkisah tentang bencana banjir di Tulungagung rentang tahun 1942 hingga 1986 sekaligus upaya penangannya. Kegiatan ini menjadi momentum untuk kembali menelaah sejarah panjang bencana banjir yang hampir setiap tahun terjadi di wilayah Tulungagung.
Ketua DPD Golkar Tulungagung, Jairi Irawan mengatakan kegiatan ini bertujuan menggali kembali jejak sejarah penanganan banjir agar dapat menjadi referensi penting dalam penyusunan kebijakan masa kini. Terlebih saat ini beberapa daerah di Tulungagung menjadi langganan banjir setiap tahun.
"Kami ingin merunut sejarah-sejarah yang ada, salah satunya banjir Tulungagung dan penanggulangannya dari tahun 1942 sampai 1986. Banjir ini hampir datang setiap tahun, sehingga kita perlu mempelajari solusi-solusi masa lalu agar bisa diterapkan untuk kondisi sekarang," ujarnya, Selasa (18/11/2025).
Baca juga: Duh, Kenakan ID Card Media Pria Ini Tertangkap Mencopet di Tulungagung
Bedah buku ini diharapkan dapat memunculkan perspektif baru bagi pemerintah daerah, baik Pemkab Tulungagung maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur, sehingga kebijakan yang dirumuskan tidak hanya berorientasi pada kebutuhan saat ini saja. Menurutnya, sejarah Tulungagung yang erat dengan bencana banjir menjadi alasan penting mengapa topik ini diangkat. Jairi menyebut bahwa memahami akar persoalan dari masa lalu dapat membantu pemerintah merumuskan strategi penanggulangan bencana yang lebih matang dan berkelanjutan.
Baca juga: Puluhan SPPG di Tulungagung Ajukan SLHS, Baru Satu Yang Sudah Turun
"Tulungagung sejak dulu punya latar sejarah banjir. Kalau nanti bencana itu kembali terjadi, kita sudah punya perspektif untuk menanggulangi—baik belajar dari masa lalu maupun daerah lain. Yang penting kebijakan kita harus bisa dinikmati anak-cucu kita, bukan hanya untuk saat ini," terangnya.
Sementara itu, Latif Kusairi menjelaskan buku yang ditulisnya ini merupakan hasil riset dalam beberapa tahun terakhir. Sebenarnya banjir mulai terjadi di wilayah Tulungagung sejak era penjajahan kolonial. Adanya letusan Gunung Kelud membuat pendangkalan di Sungai Brantas. Hal ini menyebabkan aliran air dari wilayah selatan tidak bisa mengalir lancar ke Sungai Brantas dan menyebabkan banjir.
Baca juga: Tiga Tokoh Jatim Ditetapkan Pahlawan, Fraksi PKB Tulungagung Gelar Tasyakuran
"Salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di masa lalu adalah letusan Gunung Kelud, pasirnya masuk ke aliran Sungai Brantas dan menyebabkan pendangkalan," pungkasnya.