jatimnow.com - Fakultas Pertanian Universitas Jember (Faperta UNEJ) berkolaborasi dengan ECOTON Foundation menciptakan Desa Pro-Iklim (Proklim) di Desa Suci, Kecamatan Panti, Kabupaten Jember.
Inisiatif tersebut bertujuan untuk mewujudkan desa yang tangguh terhadap perubahan iklim sekaligus meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Desa Suci, yang terletak di kaki Pegunungan Argopuro, memiliki potensi sumber daya air yang besar dengan mata air "Sumber Suci" sebagai hulunya.
Baca juga: Air Hujan Surabaya Tercemar Mikroplastik, Jangan "Mangap" Saat Hujan!
Kesadaran masyarakat akan isu perubahan iklim mendorong mereka untuk bertekad meresponnya melalui program Kampung Proklim, yang berfokus pada mitigasi, adaptasi, dan dukungan keberlanjutan sesuai dengan Permen LHK P.84/2016.
Faperta UNEJ, dengan dukungan Kemendiktisaintek, mengedepankan tiga isu utama dalam pengembangan Kampung Proklim di Desa Suci: suaka sungai, zero waste village (desa nihil sampah), dan pertanian berkelanjutan.
Parmuji, penggagas Bank Sampah Larahan Makmur Desa Suci, menekankan pentingnya menjaga sungai dari polutan sampah.
"Sumber dan aliran sungai di Desa Suci selama ini dimanfaatkan untuk air minum dan mengairi persawahan, ini penting dan harus dijaga maksimal," terangnya saat workshop di Balai Desa Suci (17/11).
Evi Lestari, anggota Tim Pengarah Percepatan Pembangunan Daerah (TP3D) Jember, menyambut baik inisiatif ini. "Desa Suci dapat menjadi role model Kampung Proklim yang ideal," jelasnya. Pemerintah Kabupaten Jember pun sangat mendukung upaya ini.
Baca juga: Ecoton Desak Pemkot Malang Selamatkan DAS Brantas dari Sampah
Prigi Arisandi dari ECOTON Foundation menambahkan, masalah ekosistem sungai akan berimplikasi pada upaya penjagaan sungai dari cemaran, terutama limbah popok dan pembalut sekali pakai.
"Penetapan suaka sungai menjadi pemantik penjagaan sungai yang bukan saja melindungi keanekaragaman hayati, namun juga melindungi dari cemaran-cemaran hasil aktivitas masyarakat," imbuhnya.
Ia menegaskan bahwa konsep zero waste village harus diterapkan, sesuai dengan pengarusutamaan dalam Kampung Proklim dan PP 22/2021 yang menyebutkan bahwa di atas sungai harus nihil sampah.
Dalam konteks pertanian, Ihsannudin, inisiator Pemberdayaan Desa Binaan berbasis Kampung Proklim dan Dosen Program Studi Penyuluhan Pertanian Faperta UNEJ, menjelaskan bahwa masyarakat Desa Suci, yang mayoritas menggantungkan nafkahnya dari sektor pertanian, harus menerapkan konsep pertanian berkelanjutan.
Baca juga: Komunitas Brantas Mbois Geruduk Balai Kota Malang
"Upaya mewujudkan pertanian berkelanjutan yang telah dilakukan di Desa Suci ditandai dengan telah dilakukannya pengolahan limbah pertanian dengan teknologi Bata Bolong oleh Poktan Tani Harapan," jelasnya.
Teknologi ini memungkinkan petani memperoleh pupuk organik bernutrisi tinggi dengan cepat (30 hari) dan mudah.
Setelah workshop, disepakati penetapan wilayah suaka sungai Desa Suci sepanjang sekitar 200 meter dari sumber air. Sebagai simbol, benih ikan wader, spesies endemik di lokasi tersebut, ditebar untuk mengindikasikan kesehatan sungai.
Dengan demikian, pencapaian ekonomi yang "mbois" (keren) harus ditunjang dengan berbagai aktivitas ekologis. Lestari