jatimnow.com - Angka ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di tahun 2018 ini, tercatat sebanyak 78 orang. Angka itu menurun dibanding penderita pada tahun 2017 maupun 2016. Turunnya angka ODHA itu, tidak lepas dari perjuangan populasi kunci (populasi yang beresiko terkena HIV AIDS mulai dari waria, LGBT hingga PSK).
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, Rahayu Kusdarini mengaku sudah 4 tahun ini pihaknya menggandeng populasi kunci untuk mengurangi ODHA. Pihaknya mencatat, pada 2016 ada sekitar 161 penderita HIV/AIDS. Dari angka itu, 14 penderita diantaranya telah meninggal dunia. Kemudian, pada tahun 2017 jumlah penderita baru tercatat sebanyak 134 orang.
"Sekarang (tahun 2018), menurun ke angka 78 penderita," beber Kusdarini, Minggu (2/12/2018).
Baca juga: Tanah Longsor Tutup Akses Jalan Madiun ke Telaga Ngebel Ponorogo
Wanita yang akrab disapa Irin ini menyebut, penurunan angka ODHA di Ponorogo, tidak lepas dari perjuangan populasi kunci untuk melakukan sosialisasi agar populasi kunci melakukan pengecekan kesehatan secara rutin. Dan dari populasi kunci yang ada, yang paling aktif yaitu para waria. Menurut Irin, para waria di Ponorogo lebih terbuka dengan masyarakat.
Ia menyebut, ODHA memang masih dipandang buruk oleh masyarakat, bahkan dikucilkan karena takut tertular. Padahal menurutnya, HIV AIDS tidak mudah menular begitu saja.
"HIV AIDS itu bisa menular lewat transfusi darah, air mani dan air susu ibu. Selama tidak melakukan ketiga hal itu, kita aman kok," tegas Irin.
Baca juga: Ponorogo Diguyur Hujan Deras, Pohon Beringin Tumbang
Selain itu, sebagai upaya pencegahan penyebaran HIV AIDS, pihaknya berencana meningkatkan peran Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD). Sebab, selama ini peran lembaga tersebut dianggap belum maksimal. Salah satunya yaitu dengan merevisi kepengurusan lama dalam waktu dekat.
Terpisah, seorang waria bernama Eka Sanjaya mengaku, untuk waria di Ponorogo terdapat sekitar 50 orang lebih yang sudah mengikuti cek kesehatan secara rutin. "Kami rutin 3 bulan sekali melakukan cek kesehatan. Agar kami tahu, kami terjangkit penyakit atau tidak," akunya kepada wartawan.
Eka Sanjaya juga mengaku jika awalnya ada perlawanan. Tapi setelah para waria diberi pengetahuan tentang kesehatan dan bahaya HIV AIDS, mereka akhirnya sadar dan bersedia melakukan cek medis secara berkala.
Baca juga: Damkar Ponorogo Tangkap Ular Piton yang Meresahkan Warga Desa Nglayang