jatimnow.com - Satreskrim Polres Trenggalek membongkar dugaan korupsi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebuah sekolah swasta.
Dana tersebut diketahui tidak digunakan sesuai peruntukannya, dan tidak diberikan ke siswa langsung. Dalam kasus ini polisi menetapkan dua orang tersangka.
Kapolres Trenggalek, AKBP Didit Bambang Wibowo menuturkan kedua tersangka ini adalah Imam Syaean (54) dan Siti Mujiati (42) keduanya merupakan warga Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek.
Baca juga: Hasil Tes DNA Kiai Cabul di Trenggalek, Sah Bapak Biologis Anak Korban
Imam sendiri merupakan kepala sekolah di MI Yapendawa tahun 2008-2015, sedangkan Siti Mujiati merupakan Bendahara sekolah tahun 2014-2015.
Keduanya menggelapkan dana BOS dan BSM sehingga menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 246 juta. "Keduanya merupakan pasangan suami istri dan terbukti menggelapkan dana untuk siswa serta sekolah yang merupakan program pemerintah," ujarnya, Sabtu (22/12/2018).
Dari penyelidikan polisi, aksi keduanya ini berlangsung sejak tahun 2008 lalu. Saat itu Imam Syaean menjadi kepala sekolah sedangkan istrinya Siti Mujiati bertindak sebagai bendahara.
Mereka memalsukan tanda tangan wali murid dan siswa untuk mencairkan dana tersebut di bank. Selanjutnya mereka memalsukan kwitansi pembelian serta tanda tangan pihak ketiga dalam laporan pertangungjawaban.
Baca juga: Pemotor di Trenggalek Tewas Tertimpa Pohon
"Dana tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi bukan untuk siswa atau sekolah," imbuhnya.
Perwira dengan dua melati di pundak tersebut menambahkan, hingga kini pihaknya masih melakukan penyidikan terkait kasus ini. Diduga ada sejumlah pihak yang terlibat dalam penggelapan dana BOS dan BSM ini.
"Pasangan suami istri ini kita jerat dengan pasal 2 uu no 31 tahun 1999 tentang tidak pidana korupsi, dengan ancaman minimal 4 tahun penjara," pungkasnya.
Baca juga: Selebgram Trenggalek Ditangkap Polisi karena Promosikan Judi Online