jatimnow.com - Hari kedua pencarian santri tenggelam di Sungai Tempuran, Ponorogo, tim gabungan menggunakan teknik boyo atau buaya (menyisir di permukaan sungai). Sedikitnya 5 Search Rescue Unit (SRU) atau tim yang berjumlah 101 personel diterjunkan, Selasa (15/1/2019).
Tim pencari tersebut merupakan gabungan dari Basarnas Trenggalek, BPBD Ponorogo, Polres Ponorogo, Kodim Ponorogo, serta relawan lain.
Komandan Tim SAR, Brian Gautama mengatakan, ada 5 SRU yang diturunkan.
Baca juga: Drama Kolosal Resolusi Jihad di Surabaya Bikin Merinding
"Totalnya ada 101 personel," terang Brian kepada jatimnow.com, Selasa (15/1/2019).
Ia mengatakan, untuk tim 1 ditempatkan sebagai penyelam di Titik Kejadian Menghilang (TKM). Sementara tim 2 di perahu karet.
Tim 3 untuk penyisiran air dengan teknik boyo, tim 4 untuk pemantauan di cek points. Dan terakhir tim 5 menyusuri via darat.
"Kalau tim 5 dari TKM sampai sungai sekayu atau sekitar 5 kilo meter," jelas Brian kepada jatimnow.com
Baca juga: Jember Peringati HSN 2024, Santoso: Santri Harus Jelas Masa Depannya
"Ada 5 tim yang kita kerahkan, tim 1 di penyelam, kemudian tim 2 di perahu karet, tim 3 penyisiran air dengan teknik boyo, tim 4 pemantauan di check point, tim 5 penyusuran dengan jarak 5 kilometer," imbuh Brian.
Menurutnya, open SAR dilakukan secepat mungkin. Agar korban-korban segera ditemukan.
"Batas waktu selama sepekan. Nanti kita evaluasi lagi," ujarnya.
Baca juga: Pembangunan Ponpes Al Amin Mojokerto, Pjs Bupati Beri Pesan Soal Ini
Petugas kesulitan dalam pencarian karena kondisi air sungai keruh dengan kedalaman lebih dari 5 meter.
"Juga ada bambu dan sampah. Sehingga jarak pandang minim karena air sangat keruh," pungkasnya.
Tercatat 4 santri menjadi korban tenggelam di Sungai Tempuran, satu ditemukan dalam keadaan tewas. Sementara 3 lainnya masih hilang.