jatimnow.com – Pelaku pembunuhan Ismiyati yang tak lain suami sendiri, Edy Purwanto (47) mempunyai alasan tersendiri ketika membunuh perempuan yang telah menemaninya 20 tahun tersebut. Edy mengaku faktor utamanya memang karena sering cek-cok dengan korban.
"Saya sering cek-cok dengan istri saya," kata Edy Purwanto kepada wartawan di RSU Aisyah, Minggu (17/2/2019).
Puncak pertengkaran terjadi pada, Kamis (14/2/2019) lalu. Saat itu dirinya balik ke rumahnya di Kelurahan Jingglong, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo.
Baca juga: Suami di Sumenep Aniaya Istri hingga Tewas, Gegara Ditolak Bercinta
"Bukannya malah disambut dengan senyuman. Tapi saya diomelin. Saya disuruh membayar hutang-hutang," ujarnya.
Baca juga:
- Diduga Depresi, Seorang Ibu di Ponorogo Tewas Bunuh Diri
- Otopsi Jenazah Ibu Bunuh Diri di Ponorogo, Polisi: Ada Kejanggalan
- Polisi Panggil 5 Saksi Usai Otopsi Jenazah Ibu Bunuh Diri di Ponorogo
- Polisi Temukan Barang Bukti Baru Kasus Ibu Bunuh Diri di Ponorogo
- Ibu Diduga Bunuh Diri di Ponorogo Ternyata Dibunuh Suaminya
- Ibu di Ponorogo Dibunuh Suaminya dengan Gerinda dan Palu
Ia merinci, hutang-hutang diantaranya kreditan sepeda motor, SPP sekolah anaknya selama 5 bulan dengan total Rp 3,2 juta.
"Pagi itu juga saya disuruh melunasi hutang tersebut. Ya saya tidak sanggup," jelasnya.
Baca juga: Suami Pelaku Mutilasi di Malang Mengaku Dihantui Sosok Istrinya
Edy mengaku jika dirinya berusaha mencari hutangan lagi. Sampai akhirnya ada yang meminjami uang tapi hanya sebesar Rp 200 ribu.
"Saya ke rumah, memberi uang Rp 200 ribu. Tapi istri saya tidak mau. Malah suruh membunuh dirinya," katanya.
Karena emosi, Edy kemudian mengambil palu dan gerinda.
"Saya pukul sampai tewas. Baru saya kabur," katanya.
Baca juga: BBKP Juanda Gandeng NGO Flight, Motif Suami Bunuh Istri, Musnahkan Rokok Ilegal
Sebelumnya, polisi menemukan kejanggalan atas kasus kematian Ismiyati (45) warga Kelurahan Jingglong, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Tragisnya, ibu dua orang anak itu dibunuh dengan leher korban terluka cukup parah yang menyebabkan kematian.