jatimnow.com - Pelaku dan korban mutilasi mayat dalam koper di Blitar disebut berkenalan melalui aplikasi pertamanan khusus gay atau pecinta sesama jenis. Perkenalan itu terjadi pada Juli 2018 lalu.
"Kenal dari bulan Juli lalu jadi udah sekitar setahun. Keduanya berkenalan melaui aplikasi chat khusus untuk gay bernama Hornet. Kemudian keduanya menjalin hubungan," kata Wakapolda Jatim, Brigjen Pol Toni Harmanto, Senin (15/4/2019).
Toni menjelaskan, setelah menjalin hubungan, Aris dan Budi melakukan pertemuan sebanyak tiga kali di rumahnya. Pertemuan tersebut, keduanya melakukan hubungan badan sebanyak tiga kali.
Baca juga: Sudah P21, Dua Pelaku Mutilasi Penari di Kediri Dilimpahkan ke Kejari
"Pertemuan sudah bertemu 3 kali dirumahnya melakukan hubungan badan sebanyak tiga kali di rumah tersangka. Pertemuan terakhir di warung itu," jelas Toni.
Baca juga: Masa Penahanan Dua Tersangka Mutilasi Penari Asal Kediri Diperpanjang
Pertemuan keempat kalinya di warung itu. Keduanya juga telah melakukan hubungan badan. Namun akibat tak diberikan uang menjadi pemicu pertengkaran yang berujung pada pembunuhan.
"Korban pelaku telah beberapa kali melakukan hubungan sesama jenis sebanyak 3 kali. Ini kali 4. Setiap kali melakukan hubungan badan tersangka selalu memberikan sejumlah uang kepada korban. Namun saat kejadian pelaku kondisi sedang tak memiliki uang," imbuhnya.
Baca juga: Video: Rekonstruksi Mutilasi Penari Asal Kediri
Toni menambahkan, saat itu korban meminta uang sebesar Rp 100 ribu kepada pelaku Aris. Karena Aris tak memiliki uang, ia mencoba meminta pinjaman ke Azis (salah satu pelaku). Namun Azis juga tidak memiliki tak memiliki uang.
"Budi memaki Azis dan menamparnya, kemudian Aziz menampar balik dan Budi mengambil pisau dari kursi namun di tangkis dan Budi di bacok hingga tertelungkup. Setelah itu mayat di masukkan ke dalam koper dengan Dipenggal kepalanya," jelasnya.