jatimnow.com - Polisi masih terus melakukan penyelidikan atas teror bom molotov di salah satu rumah di Jalan Pakis Wetan Gang 6 No. 44B, Sawahan, Surabaya. Namun, hingga pukul 18.15 Wib, Sabtu (22/6/2019), polisi masih belum mendapatkan alat bukti petunjuk yang mengarah ke pelaku.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sudamiran menyebut, dari hasil penyisiran ulang di sekitar lokasi kejadian, timnya belum berhasil menemukan CCTV yang berhasil merekam aksi pelaku.
"Belum ada (CCTV), masih terus kita telusuri," kata Sudamiran.
Baca juga: Kegaduhan di Makam Pakis Wetan Surabaya Sebelum Teror Bom Molotov
Sementara, Ketua RW 03, Pakis Wetan, Sawahan, Surabaya, Suwartoyo menyatakan, setelah mendapat laporan dari Bambang Puguh (60), warga yang rumahnya dilempar bom molotov, ia kemudian melapor ke Polsek Sawahan.
Setelah itu, ia dan sejumlah warga juga ikut menyisir kampung serta mengumpulkan informasi untuk mengetahui siapa yang menebar teror bom molotov tersebut. Kecurigaan kemudian didapat ketika ada seorang warga belanja di minimarket yang ada di di kawasan Pakis Wetan.
Baca juga:
Baca juga: 3 Berita Paling Bejat Hari Ini: Teror Bom hingga Maling Uang Haji
- Teror Bom Molotov Sasar Rumah Warga di Surabaya
- Teror Bom Molotov di Surabaya, Polisi Periksa Tiga Orang
"Sepengetahuan warga kami yang saat itu belanja di minimarket, melihat seorang pemuda yang sedang membeli air mineral dalam kondisi ngos-ngosan (tersengal-sengal), seperti habis berlari," ungkapnya.
Kecurigaan lain muncul dari salah satu penjual tahu tek yang sedang melintas di kampung tersebut. Menurut Suwartoyo, penjual tahu tek itu melihat ada dua pemuda tak dikenal sedang berlari setelah kejadian.
"Penjual tahu tek bilang ke warga saya bahwa dia melihat dua pemuda itu berlari keluar dari Kampung Pakis Gunung atau pintu atas Pakis Wetan setelah teror kedua," tambahnya.
Baca juga: Teror Bom Molotov di Surabaya, Polisi Periksa Tiga Orang
Teror itu memang terjadi dua kali di rumah Bambang. Yang pertama yaitu pada sekitar pukul 22.30 Wib, Jumat (21/6/2019) dan teror kedua sekitar pukul 03.00 Wib, Sabtu (22/6/2019).
Suwaryoto juga menyebut bahwa Bambang, sang korban, selama ini tidak pernah berkonflik dengan warga sekitar maupun dengan orang di luar kampung. Sebab selama tinggal di kampung tersebut, dirinya tidak pernah mendapat laporan atas masalah yang dihadapi Bambang maupun keluarganya.