jatimnow.com - Masyarakat Suku Tengger menggelar ritual upacara Yadnya Kasada di Pura Poten dan Puncak Gunung Bromo, Probolinggo, Kamis (18/7/2019).
Yadnya Kasada merupakan ritual puncak setelah sejak 12 Juli lalu, Suku Tengger sudah melaksanakan rangkaian ritual. Rangkaian ritual Kasada selalu menjadi daya tarik wisata di Gunung Bromo setiap tahunnya.
Dalam ritual yang diikuti warga di empat kabupaten yaitu Probolinggo, Lumajang Malang dan Pasuruan itu melarung aneka hasil bumi dan sesaji di Kawah Gunung Bromo. Mereka memiliki keyakinan, ritual itu bisa menghindarkan mereka dari musibah dan diberikan kemakmuran oleh para leluhur.
Baca juga: FOTO: Kemeriahan Larung Sesaji Yadnya Kasada 1944 Saka di Bromo
Ritual Yadnya Kasada itu digelar di tengah cuaca ekstrem dengan suhu dingin di bawah 7 derajat celcius sedang menerpa. Namun, cuaca dingin tidak mengurangi kekhusyuan ritual yang dipimpin para dukun dan pandita tersebut.
Baca juga: Foto: Melihat Pembuatan Ongkek untuk Larung Sesaji Pelaksanaan Yadnya Kasada
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan, ritual sesembahan hasil bumi ke Kawah Gunung Bromo itu merupakan anjuran atau permintaan oleh Kusuma yang merupakan putra dari Joko Seger dan Roro Anteng.
Bambang menambahkan, tujuan ritual tersebut diyakini masyarakat Suku Tengger akan membawa kedamaian di tengah kehidupannya.
"Sesembahan ini juga sebagai wujud rasa syukur masyarakat Suku Tengger kepada Sang Hyang Widhi," ungkapnya.
Baca juga: Dua Calon Dukun Pandita Bakal Jalani Wisuda Mulunen di Puncak Kasada
Meski cuaca dingin menerpa Bromo, tapi menurut Bambang, hal itu tidak menjadi penghalang masyarakat Suku Tengger dalam melaksanakan puncak upacara Yadnya Kasada.
"Karena ritual Yadnya Kasada ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan setiap tahunya," tegas Bambang.