jatimnow.com - Kampung bahasa yang terdapat di Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto seperti hidup segan mati tak mau.
Peribahasa itu layak disematkan untuk kampung bahasa di tempat ini karena tidak ada lagi kegiatan belajar bahasa Inggris program dari Kota Mojokerto. Kampung bahasa muncul sejak 2015 awal saat kepemimpinan Wali Kota Mas'ud Yunus.
Humas kampung bahasa, Sunaryo mengatakan kampung bahasa yang digagas untuk warga di tiga lingkungan yakni Pulo Wetan, Balongkrai dan Balongcangkring itu sudah vakum atau 'mati suri'.
Baca juga: Transportasi Umum di Jombang Kritis, Sub Terminal Ngoro Mati Suri
"Ramainya hanya beberapa bulan saja sejak diresmikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Subambiyanto. Hanya berjalan sekitar 6 bulan dan sempat hidup lagi pada 2018 lalu vakum lagi hingga sekarang," kata Sunaryo, Rabu (9/10/2019).
Masih menurut Cak Naryo sapaan akrabnya, awal-awalnya ramai saat gebyar atau setelah diresmikan setelah itu vakum karena informasinya tidak ada anggaran lagi untuk kampung bahasa.
"Tujuan awalnya ingin seperti Kampung Bahasa Inggris di Pare dan meningkatkan objek wisata Kota Mojokerto seperti hutan kota dan wisata air di Rejoto," tukasnya.
Baca juga: Sempat Hidup saat Jenazahnya Dimandikan, Gadis ini Kembali Meninggal
Salah satu orang yang menyediakan lembaga belajar, Elis Puspita Andayani menjelaskan saat berjalan ada sekitar 12 lembaga kursus yang memberikan pendidikan bahasa Inggris kepada warga yang bergabung.
"Setiap lembaga ada sekitar 30 hingga 40 orang yang ikut dalam sekali pertemuan. Namun, lama-lama berkurang dan saat ini ditempat saya hanya 2 anak yang masih ikut belajar," ungkapnya.
Setiap lembaga kursus yang masih ada saat ini harus mengeluarkan biaya swasembada mandiri untuk melanjutkan mendidik peserta didiknya.
"Tempat ini saya kontrak 1 tahun Rp 4 juta. Saya lihat setelah pergantian pemerintahan, perhatiannya berkurang. Anggaran dari pemerintah hanya saat ada event saja," jelas pemilik lembaga kursus English Study Club (EDC), Sri Widati.
Salah satu warga yang pernah mengikuti kursus bahasa Inggris di kampung bahasa Sukarti (57), warga Lingkungan Balongkrai, Kelurahan Pulorejo, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto berharap agar kampung bahasa tetap ada.
"Dulu saya senang bisa belajar bahasa Inggris seperti belajar bahasa sehari-hari, angka, warna dan nama alat-alat dapur. Tapi kini sudah tidak ada, harapan saya pribadi agar kampung bahasa ini tetap ada dan berjalan," pintanya.