jatimnow.com - Ratusan suporter Persatuan Sepakbola Mojokerto Putra (PSMP) mendatangi Kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Mojokerto, Senin (28/10/2019). Mereka menuntut manajemen PSMP dibubarkan dan Presiden PSMP segera mundur.
Para suporter itu mengatasnamakan dirinya Aliansi Suporter Pecinta Sepakbola Mojokerto. Mereka meluruk Kantor KONI untuk mempertanyakan pertanggungjawaban presiden dan manajemen PSMP atas hukuman tidak boleh berlaga selama 3 tahun dari Komisi Disiplin Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Komdis PSSI), yang dijatuhkan kepada PSMP.
"Mana pertanggungjawaban manajemen setelah tim kebanggaan kami dihukum tidak boleh bermain tiga tahun oleh PSSI. Kami tahu setelah manajemen melakukan banding usai dihukum satu tahun, tapi setelah dihukum tiga tahun, tidak ada aksi membela lagi," kata koordinator aksi, Imam Leak.
Baca juga: Jembatan Bandar Ngalim, Target PSMP, Dapil Berubah
Imam menambahkan, para suporter dari empat elemen suporter ini menuntut pembubaran manajemen dan pengunduran diri Ketua Umum PT Semangat Mojokerto Putra atau Presiden PSMP Firman Effendi.
"Kami ada tiga tuntutan. Pertama, tanggungjawab manajemen atas sanksi, mempertanyakan status kepemilikan PSMP serta pembelaan atas sanksi klub serta satu pemain Krisna Adi," paparnya.
Baca juga: Asa PSMP Menatap Target Jangka Panjang Bersama Presiden Baru
Sementara, Ketua Umum PT Semangat Mojokerto Putra atau Presiden PSMP Firman Effendi menjelaskan, dirinya dan manajemen sudah melakukan upaya-upaya untuk menyelamatkan PSMP dari sanksi yang diberikan Komdis PSSI.
"Kita sudah melakukan banding malah disanksi lebih berat. Setelah banding, tidak bisa kalau di statuta PSSI, kecuali nanti di Munas KLB PSSI 2 November, itu akan kami agendakan masalah ini. Monggo teman-teman suporter nanti ke PSSI pusat," tandasnya.
Baca juga: Bambang Suryo Janji Bongkar Nama-nama yang Terlibat Pengaturan Skor Liga 3
Komdis PSSI menjatuhi sanksi larangan tampil bagi PSMP di Liga 2 selama 3 tahun karena terlibat pengaturan skor atau match-fixing. Berdasarkan penyelidikan komite disiplin PSSI, PSMP terbukti melakukan praktik match-fixing pada Liga 2 tahun 2018.
Tidak hanya itu, pemain PSMP Krisna Adi Darma juga dijatuhi larangan beraktivitas dalam kegiatan sepakbola di lingkungan PSSI seumur hidup. Hukuman tiga tahun bagi PSMP itu dijatuhkan setelah dinyatakan bersalah dalam match fixing saat bermain dengan Aceh United.