jatimnow.com - Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni angkat bicara perihal keluarga potongan bambu pada kaki Suparman (53), warga Dukuh Kacangan, Desa/Kecamatan Sawoo. Bambu itu keluar meski Suparman telah menjalani perawatan di RSUD dr Harjono.
"Itu bukan kesalahan manajemen, dalam arti RSUD dr Harjono," kata Bupati Ipong di DPRD Ponorogo, Jumat (15/11/2019).
Saat mendapat perawatan di RSUD dr Harjono, Suparman tidak mengalami apa-apa. Namun, Suparman dan keluarganya meminta agar ada proses rontgen, tapi menurut dokter yang menangani secara medis, tidak diperlukan langkah rontgen terhadap Suparman.
Baca juga: Sumbangan PAD RSUD dr Harjono Ponorogo Meningkat Pesat, Capai Rp170 Miliar
"Bahwa ternyata di belakang hari, dua minggu kemudian, setelah itu muncul persoalan. Ini lain masalah," tambah Bupati Ipong.
Menurutnya, hal itu tergantung kemampuan seorang dokter dalam melakukan diagnosa.
"Jadi saya minta, harus dibedakan mana yang kesalahan dokter, mana kesalahan manajemen. Tapi, kita kan tidak bisa serta merta menyatakan bahwa dokter itu salah," tegasnya.
Baca juga: Dirawat 14 Hari, Kaki Pria ini Kembali Keluarkan Bambu
Bupati Ipong mencontohkan kasus pada dirinya yang hampir pingsan pada tahun 2016. Saat itu dokter spesialis yaitu dr Setyo mendiagnosa dirinya sakit jantung dan harus dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.
"Waktu itu saya ngeyel ndak mau. Saya bilang dok, saya ini punya penyakit maag, ulu hati dan jantung bersebelahan. Gimana kalau minum obat dulu," cerita Bupati Ipong.
Baca juga: Pekerja Proyek Aspal Ngebel Ponorogo Luka Berat, Polisi Ungkap Penyebabnya
"Dokter Setyo bilang, jika dokternya adalah dia bukan saya. Dia bilang saya tidak bisa mendoktrin diri sendiri. Akhirnya ya sudah saya manut, daripada saya tidak manut, betul jantung," tambahnya.
Rupanya, lanjut Bupati Ipong, setelah diperiksa di rumah sakit di Surabaya, penyakitnya itu bukan jantung. Dia mengatakan sempat protes dengan dr Setyo, akan tetapi jawabannya sama.
"Jadi kesimpulannya, ada dokter yang over estimate, ada dokter yang under estimate. Sehingga masalah Pak Parman itu menyangkut profesi dokter, bukan manajemen rumah sakitnya," paparnya.
Suparman harus kembali berobat ke rumah sakit setelah kaki kanannya mengeluarkan potongan bambu. Korban sebelumnya menjalani pengobatan di Puskesmas Sawoo setelah tertusuk galah di bagian kaki kanannya saat mengambil daun pisang pada 16 Oktober 2019. Setelah dibawa ke Puskesmas Sooko untuk diobati dengan cara dijahit, Suparman diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Baca juga: Balita Tercebur Panci Kuah Panas di Ponorogo
12 hari kemudian, Suparman mengalami kejang-kejang dan kemudian dibawa ke RSUD dr Harjono Ponorogo. Korban kemudian menjalani rawat inap selama 14 hari. Setelah dinyatakan sembuh, Suparman kembali pulang ke rumah.
Namun, keluarganya kembali membawa Suparman ke IGD RSUD dr Harjono setelah kaki Suparman kembali mengeluarkan potongan bambu.
Direktur RSUD dr Harjono, dr Made Jaren membantah jika pengobatan yang dilakukannya tidak tuntas. Menurutnya, semua pengobatan sudah dilakukan sesuai prosedur. Setelah dilihat kondisi pasien dalam keadaan membaik, akhirnya pihak rumah sakit memperbolehkan keluarga membawanya pulang.
"Karena darurat kejang, ya diobati kejangnya. Untuk luka karena bambu sudah mengering kami tidak tahu. Kalau rontgen pun kan juga tidak terlihat," tandasnya.