jatimnow.com - Masyarakat diharapkan untuk dapat mematuhi imbauan dari pemerintah untuk saling menjaga jarak (social distancing) agar wabah Virus Corona (Covid-19) tidak menyebar.
Pesan itu disampaikan oleh Novita Hardini Mochammad Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek. Ia meminta agar masyarakat jangan menganggap enteng Virus Corona dan menganggap isolasi di rumah sakit itu menyenangkan.
Menurut istri Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin, dengan menjadi pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pengawasan (ODP) maka kehidupan akan terbatasi.
Baca juga: Golkar Jatim Siapkan Kegiatan Sambut Ramadan, Pengurus Daerah Wajib Tahu
"Masyarakat jangan panik dan ngentengin. Mending isolasi mandiri di rumah," katanya saat dihubungi, Rabu (1/4/2020).
Ia menceritakan, sebelumnya pada 19 Maret lalu dirinya sempat menjalani isolasi di rumah sakit swasta di Kota Surabaya.
Ia yang datang bersama suaminya itu datang ke rumah sakit dengan keluhan badannya panas dan ingin melakukan deteksi dini terhadap adanya Virus Corona.
"Ceritanya aku kelelahan dan ke rumah sakit agar dapat diinfus dan istirahat untuk sehat lagi," ujarnya.
Saat tiba di rumah sakit itu, Novita ditanya oleh suster yang berjaga apakah menderita batuk, pilek dan pusing.
"Saya jawab tidak. Cuma badan saya panas hingga 39,8 celsius hampir 40," kata dia.
Oleh suster itu, dirinya kemudian ditanyakan tentang riwayat ke luar negeri atau peri ke Solo dan Jakarta.
"Saya menjawab tidak. Cuma suami saya yang di sebelah kan baru pulang dari Jakarta. Akhirnya saya disuruh untuk masuk ruang isolasi," terusnya.
Di ruang isolasi itu, Novita dilakukan tes darah. Hasil tes pertama diketahui jika tidak terdapat virus tetapi hanya bakteri saja.
Baca juga: Menkes Perkirakan Pandemi Covid-19 Berubah jadi Endemi
Malam harinya, dengan didampingi suaminya, Novita kemudian di tes lagi pada pukul 20.00 Wib.
"Saat suami lagi telpon, ada dokter laki-laki yang masuk sambil marah-marah tanpa mengetuk pintu. Itu siapa sambil menunjuk suami saya. Sontak saya langsung berdebar, ya kali perempuan dapat bentakan dikit udah gemeteran. Saya jawab: suami saya. Anda siapa ya?," katanya.
"Saya dokter jaga malam! Itu dia udah ke RSUA belum?!" kata dokter itu sambil menunjuk menggunakan jari telunjuk ke suami dari pintu yang terbuka seperempat.
"Jujur saya melongo dengan pertanyaan nada tinggi ini. Setelah itu ditanya apakah batuk, pilek, sesak dan pusing. Saya jawab, tidak semua dok," lanjutnya.
Kemudian datang tiga orang menggunakan alat pelengkap diri (APD) dan saya dipindahkan ke ruang isolasi.
Baca juga: Mencicipi Kuliner Legendaris di Kediri, Soto Ayam Bok Ijo Wajib Dicoba
"Dokter itu bilang saya demam sudah PDP harus masuk ruang isolasi. Saya bilang tidak agar besok bisa pulang. Dokter itu kemudian menjawab ini aturan RS dan ada CCTV. Jika hasil swap ada maka boleh pulang," kata dia.
Ia menjelaskan, ruang isolasi meskipun VIP tidak enak.
"Hanya ada aku sendiri karena Mas Ipin disuruh pulang. Tidak bisa buka jendela, tidak ada air putih. Saya minta air pukul 3 pagi diantar pukul 10 siang," cerita Novita.
Oleh karena itu, Novita berharap agar masyarakat dapat menjaga jarak dan tidak bersentuhan agar tidak terkena Virus Corona.
Menurutnya, selain ruang isolasi yang bikin tidak nyaman, mendapat perlakuan khusus dan ketakutan dari petugas medis untuk mendekat dan memberikan pelayanan itu cukup mengganggu psikis.
"Akhirnya setelah lima hari hingga Senin baru saya diperbolehkan pulang," tandasnya.