jatimnow.com - Lima senyawa baru yang ditemukan ilmuwan Universitas Airlangga (Unair) diproyeksikan sebagai obat penghambat enzim bagi Virus Corona (Covid-19).
Dari lima senyawa baru yang ditemukan, tiga senyawa diantaranya berhasil disintesiskan atau telah siap digunakan sebagai obat pengembangan baru (OPB) untuk Virus Corona guna melewati uji praklinik dan uji klinik.
Baca juga: Temukan Obat Corona, Unair Klaim Lebih Kuat Dibanding Chloroquine
Baca juga: Presiden Jokowi Keluhkan Langkanya Obat Covid-19 di Apotek ke Menkes
Ketua Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Unair, Prof Dr NI Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan tiga senyawa ini akan dilakukan uji praklinik di laboratorium farmasi.
"Karena senyawa ini kan baru beda dengan Avigan dan Chloroquine itu kan obat yang sudah beredar. Ini senyawa baru sehingga tidak bisa langsung dipakai obat jadi harus uji praklinik dulu," terangnya kepada jatimnow.com, Selasa (21/4/2020).
"Dalam uji praklinik ini dilakukan uji toxicsitas, jadi ini dicobakan di sel normal. Bahaya atau nggak untuk dikonsumsi. Jadi gak boleh kebalikannya malah jadi racun," tambahnya.
Wakil rektor I Unair itu menjelaskan senyawa baru ini dibuat secara sintesis dengan reaksi kimia biasa bukan dari herbal. Namun desain senyawa tersebut melihat hibrid antara herbal dan sintesis kimia, supaya aman.
"Jadi dari lima sudah dapat tiga, nanti uji praklinik nya nantinya ini mengalir saja. Jika sudah jadi tiga ya tiga itu di cek. Jika duanya sudah selesai ya diujikan," ujarnya.
Ketua Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati Unair, Prof Dr NI Nyoman Tri Puspaningsih
Baca juga: BPOM Resmi Izinkan 7 Obat dan Ivermectin untuk Terapi Covid-19
Berapa lama proses pengujian pra-klinik dari lima senyawa baru yang ditemukan itu, Nyoman mengatakan paling cepat selama satu tahun.
"Tim Farmasi bilang sih paling cepat satu tahun, karena sampai sekarang vaksin juga masih trial jadi masih uji di relawan. Itu pun ada fase satu fase dua jadi masih dilihat seperti apa reaksinya jadi dilihat dulu," paparnya.
Nyoman mengatakan senyawa baru tersebut diproyeksikan sebagai penghambat enzim yang biasanya digunakan Virus Covid-19 untuk berkembang biak atau menumbuhkan virus baru.
"Senyawa ini sebagai obat penghambat enzim Main Protease yang dimiliki virus untuk mereplikasi dirinya untuk membentuk virus lagi. Jadi jika enzim ini bisa diblok atau ada obat yang menghambat itu maka virus itu tidak bisa ber eplikasi," ungkapnya.
Ia menjabarkan setelah uji praklinik ini selesai, maka senyawa itu akan diujikan secara klinik dengan diujicobakan kepada pasien Covid-19.
Baca juga: KPPU Investigasi Pelaku Usaha atas Melonjaknya Harga Obat dan Oksigen
Sementara itu, Rektor Unair Prof Mohammad Nasih mengumumkan telah menemukan lima jenis senyawa yang diduga bisa menjadi obat Virus Corona (Covid-19).
Senyawa ini bahkan memiliki daya ikat yang lebih kuat dibanding Avigan dan Chloroquine yang hingga saat ini masih dipercaya menjadi obat pasien yang terinfeksi Virus Corona.
"Saat ini kami sudah memperoleh lima senyawa yang menurut hasil riset Insya Allah lebih kuat ikatannya dibandingkan dengan Chloroquine untuk penanganan Covid-19. Tapi tidak bisa langsung memproses karena masih ada dua tahapan yang harus dilakukan dengan baik," ujar Nasih.