jatimnow.com - Kabupaten Ngawi menyusul menjadi zona merah penyebaran Virus Corona (Covid-19) setelah satu warga di sana terkonfirmasi positif. Pasien positif Covid-19 itu adalah seorang petani.
Bupati Ngawi Budi Sulistyono mengatakan bahwa satu pasien terkonfirmasi positif Corona itu adalah seorang petani. Dari tracing yang dilakukan Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Ngawi, petani itu tidak pernah bepergian ke mana-mana, kecuali bertani.
"Usia pasien ini 50 tahun," ujar Kanang-sapaan akrab-Bupati Budi Sulistyono, Jumat (1/5/2020).
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Kanang menambahkan, pasien ini awalnya mengeluh sakit pinggang. Saat diperiksakan ke RSUD Sragen, pasien itu kemudian dirujuk untuk melakukan scan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Moewardi Solo.
Saat menunggu giliran di-scan, pasien ini ditengarai batuk-batuk, sehingga tim medis RSUD Moewardi Solo yang biasa menangani Covid-19 kemudian melakukan pemeriksaan.
"Bulan April dia sakit pinggang terus janjian untuk MRI. Ketika mengantre dia batuk-batuk sehingga oleh Tim Covid Moewardi langsung dicek serta diisolasi," tambahnya.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
Menurut Kanang, hasil pegambilan specimen swap terhadap pasien ini pada 10 April 2020 menunjukkan jika pasien ini positif Corona. Meski dinyatakan positif dan dirawat di ruang isolasi RSUD Moewardi Solo, tapi pasien ini dalam kondisi sehat.
"Hasil swap positif, tanggal 20 (April) hasilnya keluar. Ini swap kedua. Kondisi membaik menuju normal," tambahnya.
Selain itu, pemeriksaan dan rapid test terhadap keluarga dan tetangga pasien yang sempat berinteraksi dengan pasien sudah dilakukan. Hasil test terhadap keluarga dan tetangga korban dinyatakan negatif.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda
Selain satu pasien positif Covid-19, di Kabupaten Ngawi juga tercatat pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 18 orang. Dari jumlah itu, 4 orang dalam pengawasan dan 12 pasien selesai menjalani pengawasan serta 2 pasien meninggal.
Sementara orang dalam pengawasan (ODP) tercatat sebanyak 278 orang dengan rincian 26 dalam pantauan, 250 orang telah selesai dipantau dan 2 orang meninggal dunia.