jatimnow.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta pasar tradisional kota Bojonegoro yang sebelumnya ditutup dua hari, diperpanjang hingga tujuh hari.
Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jawa Timur dr Kohar Hari Santoso mengatakan, temuan di Bojonegoro itu menjadi klaster baru persebaran Virus Corona (Covid-19).
"Ada klaster baru pasar di Bojonegoro. Ada pedagang rengkek ternyata beliau sakit dan dirawat. Saat dirawat sempat dirapid test hasilnya reaktif. Seterusnya dilakukan swab, hasilnya keluar belakangan tapi beliaunya meninggal dunia," kata dr Kohar saat jumpa pers bersama Gubernur Khofifah bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 Jatim di Gedung Negara Grahadi, Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Jumat (8/5/2020).
Baca juga: Muncul Lagi Subvarian Omicron Baru BA.2.75
Kasus seputar di pasar kota Bojonegoro itu juga ditemukan lagi. Ada pedagang yang sakit, kemudian dirapid test dan hasilnya reaktif atau positif. Kemudian sebanyak 269 pedagang di pasar ini dirapid test. Hasilnya 86 pedagang reaktif atau positif.
86 pedagang yang hasil rapid test-nya reaktif 75 berasal dari Bojonegoro dan 11 dari Tuban. Mereke sudah diisolasi di daerah masing-masing.
"Rencananya akan dirapid test ulang atas arahan Ibu Gubernur dan ditindaklanjuti swab," jelas dr Kohar.
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia Naik Hingga 620 Persen
Setelah penjelasan dari dr Kohar, Gubernur Jawa Timur Khofifah meminta penutupan pasar tersebut selama 7 hari.
"Minimal (pasar) ditutup tujuh hari karena reaktifnya cukup besar," ujar Gubernur Khofifah.
"Proses isolasi tidak sekedar disemport disinfektan, tapi proteksi di lingkaran pasar. Tracing ulang siapa yang bereaksi. Rapid test penjual. Pembeli juga dilakukan tracing. Ini bagian dari perlindungan masyarakat," ungkap Gubernur Khofifah.
Baca juga: Ini Penjelasan Pakar Virologi Mengenai Virus Corona Varian Lambda