jatimnow.com - Para pedagang di Pasar Kampung Baru, Sukorejo galau dan berkeluh kesah (sambat).
Puluhan pedagang tersebut dulunya berjualan di Pasar Krempyeng atau mulut Gang Satu, Sukorejo.
Mereka pindah ke Kampung Baru karena salah satu pedagang di Pasar Krempyeng dilaporkan terpapar virus Corona namun setelah di swab, hasilnya negatif.
Baca juga: Anggota DPRD Jatim Dr Freddy Hibahkan 500 Buku Koleksi Pribadi ke Perpus Unigoro
Bahkan Bupati Anna Muawanah sudah pernah melihat langsung Pasar Krempyeng di Kampung Baru yang berjarak 1 km dari asalnya.
Sekarang mereka galau dikarenakan lokasi pasar lama yaitu Pasar Krempyeng, disebutnya telah 'hidup kembali'.
"Terus nasib pedagang yang sudah pindah ke Kampung Baru bagaimana? Kok yang yang di pasar lama dibiarkan," kata salah satu pedagang pakaian, Indah.
Mereka meminta kepada Pemkab Bojonegoro bersikap tegas menyikapi satu desa ada dua pasar itu.
Baca juga: Bojonegoro Catat Pertumbuhan Ekonomi Terendah di Jawa Timur pada Triwulan II 2024
Pedagang pun ingin mengadu pada Bupati Bojonegoro Anna Muawanah.
Menurutnya, dengan beroperasinya lagi Pasar Krempyeng lagi diyakini akan membuat penghasilan pedagang di Kampung Baru akan menurun.
"Pedagang di Pasar Krempyeng kabarnya juga bukan pedagang yang asli warga di situ," katanya menduga.
"Bu Anna kami pedagang pasar kampung baru yang dulunya di Pasar Krempyeng. Nasib kami bagaimana bu, setelah kami pindah ternyata di Pasar Krempyeng banyak lagi pedagang-pedagang baru yang jualan di situ," katanya kepada jatimnow.com, Selasa (18/8/2020).
Baca juga: Tim Putri Bank Jatim Juara Reguler Kedua Livoli Divisi Utama 2024 di Bojonegoro
Menurutnya, warga otomatis akan lebih senang berbelanja di Pasar Krempyeng karena lokasinya lebih berdekatan dengan pemukiman. Padahal para pedagang yang pindah ke Kampung Baru itu membikin lapak membutuhkan modal.
'Kami mohon bu, tolong nasib kami pedagang kecil dibantu agar yang di Pasar Krempyeng dijadikan satu di Pasar Kampung Baru," tandas dia.
"Ke mana, kami harus mengadu," tambahnya.