jatimnow.com - Polisi terus mengumpulkan alat bukti di lapangan untuk mencari pelaku pembuangan bayi perempuan yang ditemukan tewas di sungai Kampung Malang Utara V, Tegalsari, Surabaya.
Penyelidikan dimulai dengan meminta keterangan lima orang saksi. Kelima saksi itu di antaranya dua orang saksi mata, ketua RT dan seorang bidan beserta asistennya yang membuka praktik di Jalan Pandegiling IV, tidak jauh dari lokasi penemuan.
Dari hasil pemeriksaan bidan tersebut diketahui bahwa sehari sebelumnya atau sekitar pukul 19.00 Wib, Sabtu (29/8/2020) ada dua orang perempuan yang diduga ibu dan anak datang ke tempat praktiknya dengan keluhan mual dan pusing.
Baca juga: Nelayan Sampang Temukan Mayat Bayi di Tepi Pantai Camplong
"Dari keterangan bidan, dua orang perempuan itu mengaku ibu dan anak. Ibunya sempat mengatakan pada bidan bahwa anaknya baru Kelas 2 SMA atau berusia 17 tahun," jelas Kanit Reskrim Polsek Tegalsar, Iptu I Made Sutanaya. Senin (31/8/2020).
Baca juga: Mayat Bayi Perempuan di Sungai Gegerkan Warga Kampung Malang, Surabaya
Kemudian oleh bidan sempat dilakukan test pek (tes kehamilan). Dari itu bidan memperkirakan perempuan tersebut kandungannya berusia 6 sampai 7 bulan.
Baca juga: Jasad Bayi Mengapung di Sungai Samping Pondok Dander Bojonegoro
"Dua orang itu bukan pasien tetap bidan itu dan bukan warga sekitar karena bidan tidak mengenalnya. Tiba-tiba datang dengan keluhan mual dan pusing," bebernya.
Ciri-ciri kedua perempuan tersebut yaitu yang berusia 17 tahun berbadan gemuk, berambut keriting bergelombang pendek, kulit putih, berlogat Jawa dan mengenakan baby doll.
"Sedangkan perempuan satunya (yang mengantar) dan mengaku ibu kandung itu berusia 50 tahun, tinggi sekitar 140 sampai 150 sentimeter, kulit sawo matang dan berambut pendek ikal, berlogat Jawa," tambah Made.
Baca juga: Polisi Incar Tersangka Baru Kasus Pembuangan Bayi di Sungai Keden Ponorogo
Mayat bayi perempuan ditemukan di sungai Kampung Malang Utara V sekitar pukul 16.30 Wib, Minggu (30/8/2020). Tali pusar masih menempel di pusar bayi.
Mayat bayi itu ditemukan pertama kali oleh Sukarni Ningsih, warga setempat yang saat itu sedang menjemur pakaian di bantaran sungai. Awalnya dia mengira benda yang dikerubuti lalat itu adalah bangkai hewan.