jatimnow.com - Atmosfer politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Pasuruan 2020 mulai memanas. Pendukung Raharto Teno Prasetyo atau Teno dan Saifullah Yusuf atau Gus Ipul saling serang komentar di media sosial.
Dua kubu pendukung sama-sama membahas soal ijazah sarjana Teno dan Gus Ipul. Polemik itu muncul menyusul kedua bakal calon wali kota (bacawali) itu sama-sama memakai ijazah SMA saat mendaftar ke KPU Kota Pasuruan.
Ketua KPU Kota Pasuruan, Royce Dianasari membenarkan bila kedua bacawali itu menyerahkan syarat pencalonan menggunakan ijazah SMA.
Baca juga: Unggul Versi Internal, Gus Ipul-Adi Deklarasi Kemenangan
"Jadi Pak Teno dan Pak Haji Saifullah Yusuf atau Gus Ipul pakai ijazah SMA. Dan itu boleh. Syarat minilanya SMA. Walaupun dia punya ijazah S1, S2 atau S3 misalnya, tapi untuk syarat pendaftaran itu diambil yang ijazah SMA, itu boleh. Memenuhi syarat," tandas Royce saat dikonfirmasi, Rabu (16/9/2020).
Baca juga: Dua Paslon di Pilwali Pasuruan 2020 Sama-sama Optimis Menang
Menanggapi itu, Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pijar, Lujeng Sudarto meminta kedua bacawali melakukan pembuktian terbalik untuk menepis isu yang berkembang tersebut.
"Kita menginginkan demokratisasi di Pilkada Kota Pasuruan tidak disuguhi hoaks, fitnah atau semacam polemik-polemik yang tidak menyehatkan. Baru kali ini kita mendengar ada polemik ijazah dan sebagainya. Menurut saya, kedua calon itu harus berani melakukan pembuktian terbalik. Lebih transparan. Warga nanti tidak dihadapkan seperti memilih kucing dalam karun," jelas Lujeng.
Baca juga: Petugas KPPS dan Linmas se Kota Pasuruan Jalani Rapid Test
Di sisi lain, Ketua LSM Laskar Merah Putih, Yono menyebut bila nuansa politik di Pilwali Pasuruan 2020 ini sangat kental dipengaruhi aroma dendam. Sehingga tidak ada adu pemikiran, adu konsep, adu argumentasi dan diskusi yang mengarah ke pembelajaran politik kepada warga Kota Pasuruan.
"Kita tantang kedua paslon ini melakukan pembuktian terbalik. Hapus semua kebencian, hapus semua hoaks yang sudah diluncurkan di media sosial. Sehingga tidak menimbulkan character assassination (pembunuhan karakter) kepada kedua belah pihak," tegas Yono.