jatimnow.com - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya buka suara terkait tudingan telah disusupi paham radikal oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohammad Nasih meminta, agar BNPT lebih memperjelas data yang dimaksud.
"Saya ucapkan terimakasih, namun untuk lebih indahnya jika data itu diperjelas, kalau perlu by name, by adress, agar untuk mempermudah pembinaan," tutur Nasih saat ditemui di Kampus C Unair, Surabaya, Senin (28/5/2018).
Baca juga: FKG Unair Berikan APD pada Pekerja Galian C Bukit Jaddih Bangkalan
Untuk turut menangkal ataupun meredam tumbuhnya radikalisme di lingkungan kampus, Prof Nasih meminta penjelasan bahwa yang disangkakan apakah berstatus dosen, karyawan, atau mahasiswanya?
Baca juga: Menteri AHY Lulus Program Doktor di Unair Surabaya dengan Predikat Cumlaude
"Jika data-data ini sudah gamblang, kami bisa melakukan tindakan yang lebih efektif. Karena barometer itu hanya dimimiliki BNPT termasuk kejadiannya kapan, bisa saja 10 tahun atau 5 tahun lalu," kata Prof Nasih.
Namun, jika Unair di cap sebagai penghasil atau tempat tumbuh suburnya pemikiran terorisme ataupun radikalisme, Nasih tidak setuju. Pasalnya, Unair sudah merancang kegiatan dan kurikulum mahasiswa itu disesuaikan dengan misi universitas.
Baca juga: Menteri AHY Jalani Ujian Terbuka Doktoral di Unair Surabaya
"Tapi kami juga turut menangkal radikalisme, kulikuler maupun ekstra kulikuler, semuanya dirancang untuk menambah soft skill mahasiswa, dan bukan terkait terorisme atau radikalisme," tegasnya.
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto