jatimnow.com - Ketua DPD Partai Golkar Surabaya Arif Fathoni menduga pemasangan spanduk atau baliho 'Bela Bu Risma, Selamatkan Surabaya #LawanPremanisme' untuk menaikkan elektabilitas paslon yang didukung Wali Kota Tri Rismaharini.
"Saya menduga itu upaya terakhir paslon sebelah untuk menaikkan elektabilitasnya yang ketinggalan dengan cara mendesain seolah-olah Bu Risma dizalimi, disakiti untuk menggugah emosi publik untuk menjatuhkan pilihan kepada paslon yang didukung oleh Risma," kata Toni panggilan akrabnya kepada jatimnow.com, Minggu (29/11/2020).
Baca juga:
Baca juga: Baliho 'Bela Risma' di Surabaya, Ini Pengakuan Kepala BPB Linmas
- Baliho 'Risma Menangis' Bertebaran di Surabaya, Warga Bingung
- Halangi Pejalan Kaki, Baliho 'Bela Risma' di Surabaya Dikeluhkan
- Baliho 'Bela Risma' Bertebaran, Ini Respon Politisi PKB
"Namun masyarakat sudah cerdas bahwa apa yang terjadi itu internal partainya Bu Risma, jadi ini bukan persoalan warga Surabaya, ini juga bukan berbuat apa," imbuhnya.
Ia menjelaskan, bertebarannya baliho itu sebelumnya dari video pendukung Risma yang kini kecewa dengan wali kota Surabaya dua peridoe itu.
"Kalau kita tahu bahwa Mat Mochtar dulu itu adalah pembelanya nomor satu Bu Risma baik saat pilkada dan ketika Bu Risma dimakzulkan oleh DPRD saat itu. Ketika masyarakat Surabaya tidak mendapatkan manfaatkan pembangunan apa-apa ketika Risma jadi wali kota selama hampir sepuluh tahun, saya pikir itu ekspresi kekecewaan biasa tidak ada kaitan sama ini Surabaya mau dihancurkan dan lain-lain," papar dia.
Baca juga: Baliho 'Bela Risma' Bertebaran, Ini Respon Politisi PKB
Anggota Komisi A di DPRD Surabaya itu menyebut jika pemasangan baliho untuk mendramatisir agar Wali Kota Risma meraih empati.
"Ini mencoba untuk mendramatisir agar emosi publik terdorong sehingga ada empati terhadap Risma. Saya pikir era-era pencitraan begitu sih tidak jamannya," lanjutnya.
"Apalagi baliho itu diduga digerakkan oleh mesin birokrasi yang sudah kita ketahui bersama itu kan, jadi saya pikir masyarakat tidak terlalu terpengaruh bahwa hari ini yang berkontestasi itu adalah paslon maju dengan paslon Erji masyarakat sudah tahu. Istilahnya masyarakat sudah bosan dengan tontonan dengan drama politik," tambahnya.
Baca juga: Halangi Pejalan Kaki, Baliho 'Bela Risma' di Surabaya Dikeluhkan
Terkait pemasangan baliho di jalur pedestrian, Toni menyebut itu adalah langkah kontraproduktif dari Wali Kota Risma.
"Dipasang di pedestrian menurut saya kontraproduktif, selama ini Bu Risma marah kemudian kalau pedestrian dan taman dipasangi baliho atau banner begitu-begitu lah. Sedangkan sekarang dibiarkan begitu semakin menunjukkan anomali kebijakan," tandasnya.