Pixel Codejatimnow.com

Baliho 'Bela Risma' di Surabaya, Ini Pengakuan Kepala BPB Linmas

Editor : Sandhi Nurhartanto  Reporter : Farizal Tito

jatimnow.com - Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Kota Surabaya, Irvan Widyanto menyebut jika dirinya tidak mengetahui pemasang baliho atau spanduk 'Bela Bu Risma, Selamatkan Surabaya #LawanPremanisme'

"Wah saya gak tahu," kata Irvan Widyanto kepada jatimnow.com, Minggu (29/11/2020).

Baca juga: 

Ia menyebut jika Wali Kota Risma telah melarang untuk pemasangan baliho tersebut.

"Ibu sdh menegur, memarahi saya tidak boleh diteruskan. Dan sudah saya sampaikan ke lurah dan camat," tegasnya.

Sebelumnya, dari siaran pers yang diterima redaksi, baliho itu dilakukan sebagai bentuk pembelaan terhadap wali kota Surabaya pasca adanya kelompok yang melakukan hujatan kepada Tri Rismaharini.

Irvan Widyanto menegaskan bahwa apa yang dilakukannya itu murni tidak ada kaitannya dengan politik atau Pilwali Surabaya.

"Ini adalah murni saya pribadi. Dan secara kedinasan, saya adalah anak buah Ibu Wali Kota. Jadi saya juga menangkap keresahan teman-teman semua yang artinya sama perasaannya," kata Irvan dalam siaran pers yang diterima redaksi, Minggu (29/11/2020).

Menurut dia, tak hanya warga yang merasa sakit hati dan resah ketika Wali Kota Risma akan dihancurkan. Namun dirinya bersama rekan-rekan di lingkungan Pemkot Surabaya juga merasakan hal yang sama.

"Karena bagaimanapun juga kami ini dibangun sebagai tim oleh ibu wali kota. Ketika ibu wali kota kita kemudian dikata-katain hancur, itu sama saja dengan menghancurkan kami semua," terang dia.

Baca juga:
Baliho 'Bela Risma' Bertebaran, Golkar Cium Aroma Ditumpangi Erji

Bagi Irvan, secara pribadi Wali Kota Risma bukan hanya sekadar pemimpin Surabaya atau atasannya. Namun, dirinya sudah menganggap Tri Rismaharini sebagai ibu kandungnya sendiri.

"Apalagi saya sudah kehilangan ibu saya. Saya sendiri melihat ibu wali kota itu sama seperti ibu kandung saya. Bu Risma semata-mata bukan hanya memberikan tugas kedinasan tapi apa-apa yang disampaikan itu seperti petuah atau pitutur bagi kami," ungkap dia.

Irvan mengaku tidak terima dan ingin membela wali kota. Dirinya merasa tidak bisa berdiam diri ketika melihat ibunya dihujat.

"Itu yang membuat kami merasa resah ketika ibu seolah-olah mau dihancurkan seperti itu. Dan jujur saya tidak bisa berdiam diri," tegas dia.

Ia menyebut, ketika Wali Kota Risma mendengar kabar ini, langsung menelepon dan melarangnya. Bahkan, dia mengaku, Wali Kota Risma juga memarahinya.

Baca juga:
Baliho 'Bela Risma' Bertebaran, Ini Respon Politisi PKB

"Ketika ibu mendengarkan kabar ini, Jumat (27/11) sore, beliau (Bu Risma) spontan langsung menelepon saya dan memarahi saya. Jadi saya dimarahi agar supaya tidak meneruskan apa yang saya lakukan. Saya disuruh hentikan," tambahnya.

Menurut Irvan, ketika Wali Kota Risma yang melarang, itu sama dengan perintah yang diberikan ibu kandungnya. Sehingga dia merasa wajib untuk mentaati perintah itu.

"Bagi saya itu bentuk rasa sayang beliau (Bu Risma) kepada kami semua. Apa yang saya lakukan itu adalah bentuk kecintaan kepada sosok ibu. Kalau ada yang pasang, itu adalah inisiatif warga, karena ibu wali kota juga ibunya warga Kota Surabaya," jelas dia.

Irvan kembali menegaskan telah melarang memasang baliho 'Bela Bu Risma'. Apabila masih saja ada yang pasang baliho, maka itu merupakan inisiatif warga.

"Kalau ada warga spontan sudah memasang (Baliho Bela Bu Risma) itu adalah hak mereka. Mungkin warga itu memiliki rasa yang sama kecintaannya kepada ibu wali kota," tandasnya.